SOLOPOS.COM - Dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Indrawati, Sp.GK. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO —Memiliki tubuh proporsional menjadi dambaan setiap orang. Tidak jarang orang kemudian menggunakan suplemen diet agar berat badannya bisa turun secara cepat. Namun perlu diingat, penggunaan suplemen harus dipastikan kandungannya agar tidak menimbulkan masalah.

Kondisi di sebagian masyarakat, terutama yang mengalami obesitas, ingin mendapatkan tubuh ideal, namun dengan cara instan. Salah satunya dengan mengonsumsi obat atau suplemen tertentu. Sementara penggunaan obat atau suplemen yang tidak sesuai, bisa jadi akan menimbulkan masalah dalam tubuh. Dalam jangka panjang, dampak dari penggunaan suplemen yang tidak tepat itu akan menimbulkan gangguan pada ginjal, liver dan jantung.

Dokter Gizi Klinik Rumah Sakit JIH Solo, dr. Indrawati, Sp.GK., mengatakan saat ini banyak beredar suplemen diet yang menawarkan manfaat bisa menekan nafsu makan, detoksifikasi racun, membakar lemak dan sebagainya.

“Hanya, memang harus dicek. Ada beberapa suplemen yang kandungannya mungkin memang bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Namun kadang ada beberapa yang mungkin ingredient-nya tidak disebutkan,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Sementara, informasi kandungan suplemen tersebut sangat penting. Terutama untuk memastikan suplemen itu aman. Jangan sampai ketika dikonsumsi dalam jangka panjang, ternyata menimbulkan pengaruh pada kesehatan ginjal maupun hati.

Untuk itu menurutnya, penggunaan suplemen tersebut harus dengan catatan. Harus dipastikan bahwa kandungan atau zat-zat di dalamnya aman. Jika masyarakat masih awam dengan kandungan-kandungan yang ada pada suatu suplemen, sangat disarankan ketika akan mengonsumsinya, dikonsultasikan dulu pada seorang ahli atau dokter.

Kemudian untuk penggunaannya juga harus dalam pengawasan ahli. Terutama untuk suplemen yang digunakan dalam jangka waktu lama. Selain efek jangka panjang, mengonsumsi suplemen dengan kandungan yang tidak sesuai akan menimbulkan efek jangka pendek. Misalnya saja mual, diare yang berlebihan, dada berdebar dan sebagainya. Jika hal itu berlanjut, akan berdampak pada kesehatan ginjal, hati maupun jantung.

Di sisi lain dia menyampaikan bahwa untuk menurunkan berat badan, yang utama harus dilakukan adalah dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik.

“Ketika pola makan teratur sudah dilakukan, aktivitas fisik sudah memadai, berat badan akan bisa turun tanpa suplemen. Sabar adalah kata kuncinya. Tubuh yang gemuk itu tidak terjadi secara tiba-tiba, maka untuk menurunkannya juga perlu waktu,” jelasnya.

Berikut adalah tips untuk menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan. Menurut dr. Indrawati, untuk mengatur pola makan, yang harus diperhatikan adalah jumlah, jenis dan jadwalnya (3J).

1. Jumlah makan

Untuk jumlah makanan, harus ada pengurangan dari porsi makan biasanya. Misalnya, jika biasanya dalam sehari mengonsumsi 2.500 kalori, maka dapat dikurangi 500 kalori per hari.

2. Jenis makanan

Jenis makanan di sini adalah harus tetap diberikan gizi seimbang. Artinya dalam porsi makanan itu tetap ada sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

“Kalau di Indonesia yang banyak dikenal ya nasi, lauk, sayur. Namun jumlahnya dibatasi atau dikurangi. Untuk proses pemasakannya pun juga dibatasi untuk yang digoreng, kemudian penggunaan santan,” kata dia. Disarankan juga untuk mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur, buah atau agar-agar.

3. Jadwal makan

Untuk mendapatkan pola makan yang teratur maka jadwal makan juga harus ditepati. Biasanya, waktu makan adalah tiga kali dan dua kali makanan selingan. Selingan diberikan di antara dua waktu makan, yakni antara makan pagi dan makan siang serta makan siang dan makan malam. Makanan selingan yang dianjurkan adalah buah.

Selain memperhatikan 3J tersebut, sebaiknya juga mengurangi makanan dan minuman manis serta makanan bertepung. Juga disarankan untuk menghindari makan gajih dan jeroan.

Setelah mengatur pola makan, juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik, yakni olahraga. Disarankan berolahraga 30 menit per hari atau 150 menit per minggu. Olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik. Termasuk senam, jalan kaki, bersepeda dan sebagainya.

Rekomendasi
Berita Lainnya