SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyerahkan sertifikat kepada Kepala Desa Jabung Triyono dalam Wisuda Desa Jabung Tuntas Kemiskinan di Dukuh Soko, Desa Jabung, Kecamatan Plupuh, Sragen, Jumat (7/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Persentase kemiskinan di Sragen pada 2022 sebesar 12,94%. Data kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen turun bila dibandingkan dengan persentase kemiskinan di 2021 sebesar 13,83% atau turun 0,89%.

Pemkab Sragen menggulirkan inovasi dalam penanggulangan kemiskinan dengan harapan persentase kemiskinan bisa turun mendekati satu digit atau di bawah 10%.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Inovasi penanggulangan kemiskinan yang digagas Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, disebut dengan Program Desa Tuntas Kemiskinan (Tumis) yang dimulai pada 2022. Sejauh ini, ada tiga desa yang naik kelas sebagai Desa Tuntas Kemiskinan.

Berdasarkan data BPS, persentase kemiskinan 12,94% itu setara dengan jumlah 115.140 jiwa per Maret 2022. Jumlah penduduk miskin berkurang 7.770 jiwa bila dibandingkan 2021 yang sebanyak 122.910 jiwa per Maret 2021.

Garis kemiskinan di Sragen per 2022 senilai Rp389.265 per kapita per bulan atau meningkat 7,13% bila dibandingkan 2021. Kemudian indeks kedalaman kemiskinan di Sragen turun dari 2,39 menjadi 2,07. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan juga turun dari 0,60 di 2021 menjadi 0,47 di 2022.

Hal ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin mengecil.

“Kalau bicara strategi, secara umum dalam penanggulangan kemiskinan itu banyak. Kalau bicara inovasi dalam penanggulangan kemiskinan, Sragen memiliki Program Desa Tumis yang digulirkan sejak 2022. Inovasi ini sudah dilaporkan ke Gubernur Jawa Tengah dan baru Sragen yang punya. Inovasi ini efektif dalam pengentasan kemiskinan,” jelas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (1/3/2023).

Ia menjelaskan Desa Tumis efektif karena data kemiskinan dalam satu desa disapu dengan pendekatan asesmen secara door to door atau dari rumah ke rumah. Setelah data terverifikasi semua, kata dia, langkah selanjutnya dilakukan pendampingan terhadap masing-masing rumah tangga miskin oleh lintas organisasi perangkat daerah (OPD).

Dia menerangkan pendampingan itu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan rumah tangga miskin agar berdaya secara ekonomi, seperti yang menjadi fokus Program Desa Tumis ini. Dengan pemerdayaan itu, Finuril menerangkan rumah tangga miskin menjadi mandiri secara ekonomi sehingga pendapatannya meningkat dan mampu mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Kalau sebelumnya penanggulangan kemiskinan itu dilakukan secara parsial di masing-masing OPD. Oleh Bupati diintergrasikan menjadi satu program bersama untuk mengentaskan satu desa. Intervensinya macam-macam sesuai dengan bidang OPD masing-masing,” jelasnya.

Finuril menyatakan pada 2022 ini sudah ada tiga desa yang diwisuda sebagai desa dengan predikat tuntas kemiskinan. Ketiga desa itu  yakni Jabung di Kecamatan Plupuh, Kadipiro di Kecamatan Sambirejo, dan Cemeng di Kecamatan Sambungmacan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya