SOLOPOS.COM - Pedagang aneka menu takjil pada acara Gebyar Ramadan di halaman Gedung MPP Wonogiri, Jumat (24/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Gebyar Ramadan dan bazar kuliner di halaman Gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) Wonogiri mendatangkan berkah bagi para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) yang terlibat di dalamnya. Omzet mereka naik berkali-kali lipat.

Aneka takjil atau makanan untuk berbuka puasa mulai dari minuman, jajanan tradisional, hingga jajanan modern tersedia di acara itu. Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, ada 35 pelaku UMK di acara tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mereka tidak semuanya menjajakan takjil. Beberapa pelaku UMK ada yang menjual produk pakaian dan pernik-pernik atau aksesori fashion. Acara Gebyar Ramadan membuat omzet mereka naik sekaligus menjadi ajang mempromosikan produk usaha.

Pantauan Solopos.com pada acara Gebyar Ramadan di MPP Wonogiri, Jumat (24/3/2023), ada beberapa menu takjil yang dijual para pedagang. Di dekat gerbang masuk, terdapat stan penjual siomay, es cokelat, dan es aneka rasa lain.

Di sisi tengah ada penjual es buah, makanan berat dan ringan seperti tongseng, kambing guling, dan telur puyuh. Sementara di sisi selatan, ada produk makanan tradisional seperti gethuk, pecel, dan apam.

Selain itu juga makanan kekinian di antaranya dimsum dan nugget. Pedagang makanan tradisional di Gebyar Ramadan halaman MPP Wonogiri, Sri Daryatmi, mengaku senang bisa berjualan di acara itu.

Dia menjual beberapa jenis jajanan tradisional seperti gethuk, apam, dan pecel puli. Harga makanan yang ia jual mulai dari Rp2.000-Rp10.000.

Omzet Naik 5 Kali Lipat

Omzet yang ia didapatkan dari berjualan di acara tersebut meningkat lima kali lipat dibandingkan ketika ia menjual jajanan serupa di Pasar Sidoharjo, Wonogiri, setiap harinya.

“Kalau di pasar, omzetnya paling Rp200.000/hari, di sini bisa Rp700.000/hari bahkan Rp1 juta/hari,” kata Daryatmi saat ditemui Solopos.com di stannya.

Pedagang tongseng, nasi kebuli, sekaligus es buah, Amalia, juga mengaku bersyukur bisa menjual produk olahan daging kambing dan es buah pada acara Gebyar Ramadan di halaman gedung MPP Wonogiri.

Sore itu, satu ekor kambing ludes terjual diburu pengunjung untuk buka puasa. Menurut Amalia, bazar UMK seperti itu cukup mendongkrak pendapatannya. Apalagi ajang seperti bisa sekaligus menjadi cara bagi dia mempromosikan produk usaha seperti tongseng kambing kemasan hingga paket akikah.

“Biasanya kalau habis acara bazar begini itu ada yang pesan [produk dagangannya]. Hampir selalu begitu. Ya alhamdulillah, lumayan,” ujar Amalia.

Pedagang lain, Dewi, menjajakan makanan modern berupa nugget ikan dan dimsum. Makanan yang ia jual menargetkan pembeli dari kalangan anak-anak hingga anak muda.

Oleh karena itu nugget yang ia jual tidak memakai bahan monosodium glutamat atau MSG agar aman dikonsumsi anak-anak. Sore itu menjelang Magrib, hanya tinggal tiga buah dimsum tersisa dan beberapa boks nugget.

“Nugetnya dijual Rp10.000/boks-Rp20.000/boks. Kalau dimsum ada yang Rp1.000/buah, ada yang Rp10.000/3 buah, ada juga yang Rp13.000/3 buah. Tergantung rasa dan ukuran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya