SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli takjil di kawasan Stadion Pringgondani, Wonokarto, Wonogiri, Jumat (23/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri mengizinkan pelaku usaha mikro kecil menjual takjil atau makanan untuk berbuka puasa di empat lokasi di kawasan kota Wonogiri selama Ramadan.

Empat lokasi tersebut yaitu halaman Gedung Mal Pelayanan Publik (MPP ) Wonogiri dan Jl Jenderal Sudirman dari depan MPP hingga pasar Wonogiri. Kemudian kawasan Stadion Pringgodani Wonokarto, selter bus Wonogiri, dan Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.com di empat lokasi tersebut menjelang waktu berbuka puasa hari kedua Ramadan, Jumat (24/3/2023), tiga dari empat lokasi tersebut sudah sangat ramai pedagang dan warga yang berburu takjil.

Hanya pusat jajanan takjil selter bus kawasan kota Wonogiri yang masih sepi. Di selter bus itu hanya ada tiga penjual jajanan takjil. Penjual takjil dan makanan lain terbanyak di seputaran Alun-Alun Wonogiri.

Menurut data Dinas KUKM Perindag Wonogiri mencatat ada 113 pedagang yang berjualan aneka menu takjil di seputaran alun-alun tersebut. Sedangkan jumlah penjual takjil di MPP dan Jl Jenderal Sudirman sekitar 50 pedagang.

Di kawasan Stadion Pringgodani, sesuai catatan Dinas KUKM Perindag ada lebih dari 35 pedagang. Sebagai catatan, dua lokasi yaitu kawasan Stadion Pringgodani dan Alun-Alun Giri Krida Bakti setiap hari sudah menjadi tempat berjualan bagi para pedagang kaki lima (PKL) atau pedagang keliling kuliner.

Kepala Dinas KUKM Perindag Wahyu Widayati kepada Solopos.com, Jumat, mengatakan Pemkab memberikan ruang bagi warga untuk menjual takjil di empat lokasi kawasan kota tersebut selama Ramadan. Dinas KUKM Perindag tidak memungut biaya apa pun kepada pedagang.

Omzet Pedagang Melonjak

Mereka dipersilakan berdagang dengan catatan harus menjaga ketertiban, kebersihan, dan keamanan. “Khusus di halaman MPP Wonogiri hanya lima hari, Kamis-Senin [23-27/3/2023]. Setelah itu, mereka [pelaku UMK yang di MPP] bisa pindah jualan, menempati jalan di depan MPP sampai pasar. Tidak apa-apa,” kata Wahyu saat dihubungi Solopos.com, Jumat (24/3/2023).

Pedagang makanan tradisional di Gebyar Ramadan di halaman MPP Wonogiri, Sri Daryatmi, mengaku senang diberi ruang dan kesempatan untuk berjualan di Gebyar Ramadan. Dia menjual beberapa jenis jajanan tradisional seperti gethuk, apam, dan pecel puli.

Harga makanan yang ia jual mulai dari Rp2.000-Rp10.000. Omzet didapatkan dari berjualan takjil di kawasan kota Wonogiri tersebut meningkat lima kali lipat dibandingkan ketika ia menjual jajanan serupa di Pasar Sidoharjo, Wonogiri, setiap harinya.

“Kalau di pasar, omzetnya 200.000/hari, di sini bisa Rp700.000/hari sampai Rp1 juta/hari,” ujar Daryatmi.

Pedagang takjil lain di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Darmini, mengaku memanfaatkan momen Ramadan ini untuk menjual es buah di alun-alun. Sebelumnya dia hanya berjualan aneka minuman dan makanan di depan diler Kawasaki Wonogiri saat malam.

Darmini bisa menjual lebih dari 100 bungkus/mangkuk dalam tiga jam mulai pukul 15.00 WIB-18.00 WIB. Harga es buah yang ia jual senilai Rp8.000/porsi. Darmini mengaku bisa mengantongi omzet sampai Rp1,5 juta.

“Alhamdulillah dapat berkahnya Ramadan. Jualan es kayak gini waktu Ramadan ini aja. Sebelumnya sudah pernah jualan es di sini, tapi itu dulu,” kata Darmini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya