SOLOPOS.COM - Pedagang barang antik di kawasan Alun-alun Utara Keraton Solo menunggui kiosnya, Minggu (20/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Pasar Triwindu di Jl Diponegoro, Ngarsopuro, atau depan Pura Mangkunegaran, Solo, bukan satu-satunya pasar yang menjual barang-barang antik di Kota Bengawan.

Di Keraton Solo, tepatnya sekitar Alun-Alun Utara (Alut) juga ada banyak kios yang menjual barang antik sebagai cinderamata untuk wisatawan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pantauan Solopos.com, Minggu (20/3/2022), sebagian besar kios-kios penjual barang antik itu buka seperti biasa. Barang dagangan seperti keris, lampu kuno, pedagang, dan lain-lain memenuhi kios.

Baca Juga: Walah, Keraton Solo Punya Harta Tak Ternilai Tapi Enggak Bisa Diakses

Salah satu pedagang, Fitri, 45, mengatakan pandemi cukup memukul usaha para pedagang barang antik di kawasan Keraton Solo itu. Bahkan ada beberapa kios yang gulung tikar.

Fitri mengaku tetap bertahan walau sepi pengunjung. “Dulu waktu awal pandemi Covid-19 terpaksa tutup satu pekan, setelahnya saya tetap buka lagi,” ucapnya kepada Solopos.com, Minggu.

Fitri mengatakan pendapatan dari berjualan barang antik di kawasan wisata tersebut tidak menentu. Ia pun menyadari karena barang dagangan utamanya adalah barang antik yang tidak setiap hari masyarakat membutuhkannya.

Baca Juga: Tak Bisa Dilihat Masyarakat, Ini Penampakan Tamansari di Keraton Solo

Kuningan

“Apalagi sejak pandemi, wisatawan [di Keraton Solo] juga berkurang, dan pendapatan tidak menentu,” kata perempuan asal Pucangsawit, Jebres, Solo, itu.

Menurut Fitri, pembeli yang datang ke kiosnya tidak selalu dari luar kota. Banyak juga warga lokal Solo yang mencari benda antik di tempat tersebut.

“Ada juga pembeli dari luar kota, dari Solo juga ada, bervariasi, di sini tidak bisa ditawar karena harganya sudah pas,” ungkapnya

Baca Juga: Fungsi Sasana Pustaka akan Dikembalikan untuk Internal Keraton Solo

Barang yang dijual di kios Fitri di sentra barang antik Jl Paku Buwono No 1 Alun-Alun Utara Keraton Solo itu bervariasi, mulai dari kuningan dengan harga Rp7.000 per biji hingga pedang seharga Rp1.500.000. “Paling mahal di sini ada pedang panjang seharga Rp1.500.000,” katanya.

Kios Fitri juga menjual patung dengan ukuran dan harga yang bervariasi mulai dari Rp150.000. Kemudian keris dengan harga Rp350.000.

“Kuningan ini dari Jawa Timur, kalau keris dan pedang dari Madura, mereka yang datang ke sini untuk menjualnya, karena Solo kental dengan kota budaya,” ucapnya.

Baca Juga: Ini Tugas Abdi Dalem Keraton Solo, Salah Satunya Penuhi Kebutuhan Raja

Lampu Aladin

Bukan hanya patung dan kuningan, Fitri menjual minyak serimpi dari botol kecil yang dibanderol dengan harga Rp2.000 hingga botol besar Rp20.000. Kios Fitri merupakan usaha keluarga sejak 38 tahun lalu.

Dahulu keluarga Fitri berjualan di sekitar Keraton Solo. Lalu dari Keraton Solo membuatkan kios dan menyewakannya hingga saat ini.

Baca Juga: Makna Catur Sagatra, Sinergi Keraton Solo & Jogja

Salah satu pembeli asal Sukoharjo, Sudarwan, mengaku membeli barang antik di lokasi itu untuk dijual kembali ke temannya. Lampu aladin tersebut dibanderol dengan harga Rp150.000

“Saya sebenarnya suka mengoleksi lampu-lampu klasik, seperti lampu aladin ini, tapi kadang saya jual lagi ke orang lain,” ucapnya sembari melihat-lihat lampu aladin yang akan ia beli, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya