SOLOPOS.COM - Belva Devara (Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai keputusan CEO Ruangguru, Belva Devara, mundur dari jabatan Staf Khusus atau Stafsus Presiden Jokowi belum menyelesaikan masalah. Ini karena polemik proyek pelatihan online Kartu Pra Kerja senilai Rp5,6 triliun belum usai.

Sebelumnya, Bhima sempat melayangkan ajakan berdebat Belva mengenai keikutsertaan Ruangguru sebagai platform pelatihan Kartu Pra Kerja pada 19 April lalu. Sementara itu, Belva baru saja mengumumkan keputusan mundurnya sebagai Stafsus Presiden Joko Widodo pada Selasa (21/4/2020).

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

Bandingkan Krisis Ekonomi 1998 dan Corona, JK Sarankan Jokowi Hemat Duit

Dalam siaran persnya, Bhima mengaku mengapresiasi Belva Devara mundur dari posisi Stafsus Presiden Jokowi. Dia menilai keputusan itu sebagai bentuk pertanggung jawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.

“Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan,” ujarnya, Selasa (21/4/2020).

Baru Sekarang Mudik Dilarang, Luhut: Pemerintah Pakai Strategi Militer

Namun, Bhima menilai permasalahan terkait Kartu Pra Kerja tidak serta merta tuntas dengan keputusan Belva Devara mundur. Sebab, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatiannya.

Pertama, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Pra Kerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan pemerintah.

Kedua, Kartu Pra Kerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi. Korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online. Sebagai catatan, anggaran Kartu Pra Kerja ini juga dihujani kritik selain posisi Belva Devara sebelum mundur dari posisinya.

Terbanyak di Soloraya! Kasus Positif Covid-19 di Sukoharjo Jadi 17 Orang

Menurutnya, untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua. Pemerintah harus mengalihkan seluruh anggaran Kartu Pra Kerja agar berefek langsung pada daya beli masyarakat yang terkena dampak Covid-19.

Ketiga, dibandingkan dengan memberikan pelatihan online, lebih baik pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di Youtube dan platform gratis lainnya.

26 Positif Covid-19, Ribuan Peserta Ijtima Gowa Asal Jateng Diminta Jujur

Layak Ditiru Stafsus Milenial

Selain itu, dia berharap Stafsus Presiden Jokowi atau Staf Khusus Milenial lainnya mengikuti jejak Belva Devara yang mundur karena konflik kepentingan. Artinya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik, memilih salah satunya. Tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya.

“Perjalanan karier kawan-kawan Millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia,” ujarnya.

CEO Ruangguru Belva Devara Mundur dari Staf Khusus Presiden

Bhima juga mengatakan, dengan berakhirnya posisi ganda Belva Devara setelah mundur dari Stafsus Presiden Jokowi, berakhir pula undangan debat yang sempat dilayangkannya.

“Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staf Khusus Presiden,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya