SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan bekas bangunan gereja di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno yang dibeli salah satu yayasan dan direncanakan dibangun menjadi masjid. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Bekas bangunan gereja di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno dibeli salah satu yayasan dan bakal dijadikan masjid. Kabar itu ramai diperbincangkan di media sosial terutama di kanal Youtube.

Camat Gantiwarno, Lilis Yuliati, mengaku sudah menerima informasi tersebut. Dari pengecekan yang dilakukan Muspika, bekas Gereja Kerasulan Baru itu sudah dijual oleh yayasan gereja kepada Yayasan Mualaf dari Yogyakarta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Awalnya, jemaah gereja itu hanya berjumlah empat orang dalam satu keluarga. Hingga 12 Juni 2021, dilakukan penutupan gereja dan digelar kebaktian terakhir.

Gedung gereja itu menjadi aset milik Yayasan Gereja Kerasulan Baru Indonesia. Lantaran gedung tak digunakan, yayasan gereja lantas menjualnya. Hingga ada pembeli gedung, yakni Yayasan Mualaf dari Yogyakarta.

Baca Juga: Masjid dan Gereja Berdekatan, Jonggrangan Klaten Jadi Pilot Project Kerukunan Umat Beragama Jateng

Pada Kamis (14/4/2022) digelar syukuran setelah resmi gedung bekas gereja itu dibeli oleh Yayasan Mualaf. Hari perdana masuk ke gedung itu dihadiri tokoh agama Islam setempat dan warga sekitar. Rencananya, gedung bekas gereja itu digunakan utuk kegiatan kegamaan Islam bagi para mualaf dan direncanakan bakal dibangun masjid.

“Sekarang belum digunakan untuk kegiatan ibadah setiap hari,” kata Lilis saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/4/2022).

Ditemui sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, Hariyadi, mengatakan bangunan di Desa Gentan lebih tepatnya disebut sebagai bekas gereja, bukan lagi gereja yang masih diaktifkan untuk tempat ibadah. Pasalnya, sejak 2021 bangunan tersebut tak digunakan lagi untuk beribadah.

Baca Juga: Kehangatan Toleransi dari 2 Karyawan Muslim di Gereja Wedi Klaten

“Karena memang pandemi ibadah menggunakan daring. Di sana sebelumnya jumlah umat tinggal satu keluarga, sementara lainnya bergabung ke gereja induknya,” jelas dia.

Hariyadi mengatakan gedung bekas gereja itu memang sudah ditawarkan untuk dijual. Dari informasi yang diterima Kemenag, ada 10 penawar dan akhirnya ketemu angka jual beli yang disepakati hingga bangunan itu dijual kepada Yayasan Mualaf Center.

Soal rencana bekas gedung gereja itu bakal dijadikan masjid, Hariyadi membenarkan ada rencana tersebut. Kemenag menjelaskan mekanisme pendirian tempat ibadah seperti yang diatur dalam peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Baca Juga: Kisah John Lobo, Guru Katolik di Mojokerto yang Ikut Bangun Masjid

Arif

Hariyadi mengimbau warga Klaten dan Indonesia bisa bersikap arif menyikapi fenomena tersebut.

“Kami mohon ini disikapi dengan arif bahwa yang terjadi adalah bekas gereja yang sudah dijual,” kata dia.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Klaten, Syamsuddin Asyrofi, mengatakan penjualan bekas bangunan tempat ibadah yang tak lagi diaktifkan sudah menjadi hal biasa. Dia menegaskan tak ada sesuatu pun yang menggangu kerukunan.

Baca Juga: Sukmawati: Sukarno Pancasilais, Bebaskan Agama Anak-Anaknya

Syamsuddin sudah berkomunikasi dengan pendeta Kristiani dan mereka menegaskan tak ada persoalan terkait hal tersebut.

“Menurut saya sepanjang berpikir rasional, tenang, tidak perlu ada hal yang perlu dikhawatirkan,” kata Syamsudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya