SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo bersiap memberi keterangan pers usai pertemuan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi perigatan keras dan terakhir terhadap FX Hadi Rudyatmo terkait dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk maju Capres 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Solopos.com, SOLO — Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, berbeda pendapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga mantan pasangannya saat menjadi Wakil Wali Kota Solo.

Rudy, panggilan akrabnya, menilai pernyataan Jokowi yang meminta olahraga jangan dicampuradukkan dengan politik tidak tepat. Dia lantas mencontohkan Ir Soekarno yang menyatukan bangsa Indonesia dengan menggelar PON pertama di Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Bung Karno menyatukan bangsa Indonesia dengan sepak bola. Politik ada tujuannya. Bung Karno menyatukan bangsa itu dan menyelenggarakan PON I di Solo. Itu politik. Politik adalah tujuan. Parpol alat perjuangan di dalam politik,” ungkap dia, Kamis (30/3/2023) malam.

Bila sudah mendapatkan kekuasaan, Rudy menilai harus digunakan sebesar-besar untuk kemakmuran atau kesejahteraan rakyat. Sebab berpolitik adalah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bagaimana kesejahteraan rakyat bisa meningkat.

“Lah kalau nanti karena kehadiran satu negara, rakyat ini jadi porak poranda ya jangan lah. Jadi politik tidak boleh dicampur dengan olahraga ya tidak bisa,” sambungnya.

Lebih lanjut Rudy mempertanyakan Erick Thohir yang seorang Menteri BUMN menjadi Ketua Umum PSSI. Sorotan lainnya tertuju pada sosok Zainudin Amali yang mengundurkan diri dari kursi Menpora dan justru memilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI.

Mang candaki dhewe. Kenapa seorang Menteri BUMN jadi Ketua Umum PSSI, dan Menpora mundur ingin jadi Waketum PSSI,” kata dia.

Kondisi itu yang menurut Rudy mestinya diantisipasi oeh bangsa Indonesia. Terlebih hasil survei pun jelas yang menolak kehadiran Israel 67%, dan yang setuju 33%. “Ini pengalaman sangat berharga bagi pemerintah. Bila disodori sesuatu isinya harus tahu,” urai dia.

Ihwal fenomena bully dan caci maki yang muncul dari sebagian masyarakat, Rudy menyatakan hal itu tidak jadi masalah. Sebab dia mengaku sudah biasa mendapatkan bully atau caci maki. “Kalau saya di-bully, dicaci maki sudah setiap hari kok. Sudah biasa kalau saya,” aku dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya