SOLOPOS.COM - Siswa SMPN 2 Klaten berjalan di halaman sekolah setelah mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, Jumat (9/10/2020). Hari pertama uji coba pembelajaran tatap muka terbatas diisi dengan materi tentang pencegahan Covid-19. (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah. Pemkab Batang menunda kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah dari yang rencananya digelar Senin (8/3/2021), ditunda sehari dan baru akan digelar Selasa (9/3/2021).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Achmad Taufik, mengatakan penundaan pembelajaran tatap muka atau PTM dilakukan agar persiapan sekolah dan siswa lebih matang. Selain, penundaan dilakukan untuk menyesuaikan berakhirnya masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Batang yang berakhir 8 Maret 2021.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Biar pas saja. Kan PPKM berakhir 8 Maret. Jadi, kita gelar PTM setelah PPKM selesai. Selain itu, penundaan dilakukan agar persiapan lebih matang saja,” ujar Taufik saat dihubungi Semarangpos.com—grup Solopos.com, Senin malam.

Baca Juga: Landainya Kasus Covid-19 Bikin Tesla Makin Yakin Bikin Pabrik di India

Taufik menambahkan PTM nantinya hanya digelar di wilayah yang berstatus zona hijau atau daerah dengan risiko persebaran Covid-19 sangat rendah. Dengan kata lain, hanya desa atau kecamatan yang sudah berstatus zona hijau yang diizinkan membuka sekolah.

Jika ada siswa yang berasal dari zona merah, maka siswa yang bersangkutan itu pun tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka. Ada beberapa wilayah di Kabupaten Batang yang sudah berstatus zona hijau. Sedangkan yang masih berstatus zona merah ada dua, yakni Kecamatan Batang dan Kecamatan Limpung.

“Untuk Kecamatan Batang dan Limpung sementara tidak diperbolehkan melaksanakan PTM. Sampai saat ini masih harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh [PJJ] sesuai arahan Bupati Wihaji,” jelas Taufik.

Baca Juga: Ini Keunggulan Bengalore Penyebab Elon Musk Bikin Pabrik Tesla di India

Taufik menyebutkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka nanti tidak hanya digelar di SD, tapi juga SMP. Saat ini total ada sekitar 444 SD dan 71 SMP di Batang.

Role Model

Dari jumlah sebanyak itu, 60 SD dan 10 SMP di Kecamatan Batang belum boleh menggelar PTM. Pun demikian dengan 30 SD dan 3 SMP di Kecamatan Limpung yang masih harus melaksanakan PJJ.

“Mungkin Batang ini yang pertama menggelar PTM. Semoga bisa jadi role model daerah lain untuk menggelar PTM di masa pandemi ini,” imbuh Taufik.

Baca Juga: Menghayati Cerita Kehidupan Anak Penyintas Penyakit Langka di Harinya

Taufik mengatakan digelarnya PTM ini sebagai jawaban dari keresahan orang tua yang melihat anaknya tidak berkembang selama menjalani PJJ. Menurutnya, PJJ yang diterapkan selama ini memiliki banyak kendala dan kelemahan.

Peserta didik kerap tidak fokus selama menjalani PJJ. Selain itu, mereka lebih banyak bermain karena kurangnya pengawasan dari orang tua yang bekerja atau guru yang tidak bisa bertatap muka secara langsung.

“Nanti PTM juga kita gelar tidak secara menyeluruh. Artinya, siswa yang diizinkan masuk kelas kita batasi. Sekitar 50% dari total kapasitas,” terang Taufik.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya