SOLOPOS.COM - ilustrasi sensus penduduk online 2020 (freepik)

Solopos.com, BOYOLALI -- Pelaksanaan sensus penduduk secara offline di Boyolali yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, harus menyesuaikan kondisi wilayah. Pendataan penduduk dihentikan sementara jika kondisi di suatu lokasi tidak memungkinkan untuk didatangi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali, Sugita, mengatakan pelaksanaan sensus penduduk secara langsung yang telah dimulai 1 September lalu, dilakukan secara situasional.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

"Selama pejabat di lingkungan setempat seperti RT atau RW atau desa terkait menginginkan kegiatan SP sementara lockdown, ya kita hentikan dulu sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Tapi kalau diperbolehkan, maka dilakukan door to door dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata dia kepada Solopos.com, Kamis (10/9/2020).

Tembus 101 Gol Bersama Portugal, Cristiano Ronaldo Belum Puas!

Sugita mengatakan setiap petugas sensus sudah dibekali alat pelindung diri (APD) untuk menjalankan tugasnya. Para petugas juga diharuskan memakai masker, face shield, hand sanitizer, dan menerapkan jaga jarak. "Tapi initinya kebijakan lokal yang ada, harus dipatuhi setiap petugas sensus. Kalau lockdown tidak boleh jalan, ya sudah berhenti dulu," jelas dia.

Terkait kondisi tersebut, Sugita menyebut hanya beberapa desa saja yang sempat terhenti sensusnya. "Di jadwal awal ada enam desa di Andong, tapi hari berikutnya sudah bisa jalan lagi," terang Sugita.

Separuh Jalan

Dia memperkirakan saat ini sensus penduduk di lapangan sudah mencapai lebih dari 50%. "Hanya laporan rincinya kami belum mendapatkan. Tapi kalau dari lapangan, sepertinya sudah banyak yang masuk," lanjut dia.

Ditargetkan sensus penduduk lapangan tersebut sudah selesai 15 September 2020 nanti. Namun jika kondisi tidak memungkinkan, masih ada jadwal hingga akhir bulan.

Ada Indikasi Data Ganda, 14.705 Keluarga di Sragen Tak Lagi Terima Bantuan

Sementara itu Kepala Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jiyanto, mengatakan utuk pelaksanaan sensus penduduk di wilayahnya masih berjalan biasa. "Para petugas sensus juga sudah menjalani rapid test," kata dia, Kamis.

Diketahui saat ini kasus Covid-19 di Boyolali sudah terjadi di semua kecamatan di Boyolali. Beberapa desa pun tercatat sebagai daerah dengan risiko tinggi atau zona merah. Di Kecamatan Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, dan Andong, sebagaian besar desanya tercatat masuk zona merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya