SOLOPOS.COM - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Kongres Nasional ke-41 Syarikat Islam secara daring, dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (03/12/2021). (Foto: kominfo.go.id)

Solopos.com, JAKARTA—Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap tidak ada perbedaan dalam penetapan awal Bulan Puasa Ramadan 2022 atau 1443 Hijriah tahun ini, antara Muhammadiyah dengan pemerintah.

“Diharapkan tahun ini masih sama antara Muhammadiyah dan pemerintah,” ujar Wapres di Jakarta, Selasa (29/3/2022), seperti dilansir dari Antara.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Wapres mengatakan terkait penetapan awal Puasa Ramadan 2022, kecuali Muhamamdiyah, sudah ada kesepakatan sistem atau cara penetapan melalui sidang Isbat di Kementerian Agama.

Baca Juga: Awal Ramadan Muhammadiyah 2 April, Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 April

Namun dia mengatakan, seandainya terdapat perbedaan penetapan Puasa Ramadan 2022, sudah ada pemahaman bersama untuk saling bertoleransi.

“Artinya ada toleransi, ya, misalnya, Muhammadiyah ada pendekatan ada namanya wujudul hilal, asal ada hilal. Kalau pemerintah itu ada imkanur rukyah, kemungkinan rukyah, minimal dua derajat,” ujarnya.

Meskipun demikian Wapres meyakini, jika melihat tahun ini, maka kemungkinan penetapan awal Puasa Ramadan 2022 antara pemerintah dengan Muhammadiyah akan sama.

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Puasa Ramadan 2022 Digelar? Ini Jadwal dari Kemenag

“Kalau melihat tahun ini kemungkinan lebih dari dua derajat, kemungkinannya akan sama. Mudah-mudahan sama,” ucap Wapres berharap.

 

Kriteria Baru

Umat Islam di Indonesia kemungkinan mengawali Puasa Ramadan 2022 tidak bersamaan. Beberapa hal menjadi penyebab perbedaan itu, terutama kriteria baru penentuan hilal dalam menentukan awal bulan hijriah yang diterapkan Kementerian Agama (Kemenag).

Kriteria baru itu adalah penentuan ketinggian hilal (bulan) dari 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam diubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Baca Juga: Belum Sidang Isbat, Pemkab Karanganyar Unggah Jadwal Imsakiyah Ramadan

Kriteria baru itu disepakati bersama antara Menteri Agama Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). MABIMS semula sepakat menggunakan kriteria tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan hijriah pada 2018, tetapi urung. Kriteria baru itu baru digunakan pada 2021.

Meski demikian, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Bulan Puasa Ramadan 2022. Sidang Isbat akan digelar pada Jumat (1/4/2022) atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 Hijriah.

Sementara itu, kriteria baru penentuan awal Bulan Puasa Ramadan 2022 menurut Muhammadiyah berpotensi menimbulkan perbedaan semakin besar. Pakar falak Muhammadiyah Arwin Juli Butar-butar mengatakan posisi hilal untuk awal Ramadan 1443 H di Indonesia secara umum berada pada ketinggian di bawah 2 derajat. Sehingga, jika Kemenag mengubah kriteria penentuan bulan hijriah, awal Bulan Puasa Ramadan 2022 bakal berbeda.

Baca Juga: Kemenag Pakai Kriteria Baru, Potensi Beda Awal Ramadan 2022 Kian Besar

“Muhammadiyah sendiri telah menetapkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Karena itu perbedaan dan persamaan memulai awal Ramadan 1443 H keduanya masih memungkinkan dan menarik ditunggu,” ujar Arwin sebagaimana dikutip dari muhammadiyah.or.id, Selasa (8/3/2022).

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya