SOLOPOS.COM - Warga menunggangi sapi ketika kegiatan amal sekaligus festival budaya tunggang sapi yang diadakan oleh Paguyuban Gerobak Sapi Adem Ayem Boyolali Sabtu (18/12/2021). (Solopos.com/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, BOYOLALI — Lapangan Manggis di Mojosongo, Boyolali, tampak ramai dari biasanya, Sabtu (18/12/2021) pagi. Tak hanya ramai manusia, di lapangan tersebut juga banyak sapi dengan gerobak maupun tanpa gerobak yang diikat ditepi lapangan.

Meskipun banyak sapi, namun itu bukanlah pasar jual beli sapi, melainkan festival tunggang sapi yang diselenggarakan oleh Paguyuban Gerobak Sapi Adem Ayem Boyolali. Seperti namanya, sapi-sapi itu dilatih agar bisa dimanfaatkan sebagai alat transportasi seperti laiknya kuda.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Hey! Hey!,” teriak orang-orang yang menunggangi sapi-sapi sembari memainkan cemetinya untuk memancing sapi-sapi tersebut agar berjalan.

Baca Juga: Perhatian, 6 Ruas Jalan di Boyolali Ini Ditutup Selama Malam Nataru

Para pengemudi gerobak sapi yang disebut bajingan tersebut saling mempertontonkan kehebatan sapi-sapi yang mereka latih. Aksi yang dilakukan tersebut pun berhasil menarik perhatian masyarakat sekitar yang banyak juga tertarik untuk ikut menjajal sensasi menunggangi sapi.

Salah satunya penonton bernama Andi yang mengaku tertarik menjajal menunggangi sapi. Menurutnya, menunggangi sapi merupakan pengalaman berbeda lantaran sapi bukanlah hewan yang mudah diajari.

Warga menunggangi sapi ketika kegiatan amal sekaligus festival budaya tunggang sapi yang diadakan oleh Paguyuban Gerobak Sapi Adem Ayem Boyolali Sabtu (18/12/2021). (Solopos.com/Candra Putra Mantovani)

“Ya unik saja, karena kan biasanya menunggangi kuda, ini sapi. Jadi penasaran pengin mencoba, dan ternyata jinak semua karena ada pemiliknya yang mendampingi,” ujar dia.

Baca Juga: Solidaritas Semeru, Festival Sapi Tunggang Besok Digelar di Boyolali

Salah satu koordinator kegiatan, Muqorobin, bercerita kegiatan tunggang sapi kembali ramaikan oleh Paguyuban Gerobak Sapi Adem Ayem Boyolali sejak tiga tahun terakhir. Pelestarian budaya tersebut berdasarkan sejarah di era kerajaan dulu kala di mana petani dan masyarakat banyak yang memanfaatkan sapi sebagai alat bantu angkut dan moda transportasi.

“Itu karena sapi dinilai lebih kuat tenaganya untuk mengangkut hasil tani dan alat pertukangan. Kira-kira tenaganya sama dengan mobil pikap kalau dibandingkan teknologi saat ini. Karena sejarah itu, kami membentuk paguyuban dan berniat melestarikan budaya ini agar tidak hilang,” terang dia ketika berbincang dengan Solopos.com.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya