SOLOPOS.COM - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Batan, Ida Susilaksmi, sedang melakukan sosialisasi terkait bahaya stunting, Rabu (29/6/2022). (Antara-Humas Pemkab Batang)

Solopos.com, BATANG — Sebanyak 5.182 bayi di bawah lima tahun atau balita di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), mengalami tengkes atau stunting. Hal tersebut berdasarkan data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang yang menyebutkan dari 38.211 balita yang ada di wilayahnya sekitar 5.182 balita di antaranya mengalami stunting, atau sekitar 13,5 persen.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Ida Susilaksmi, menyebut dengan hasil itu, maka Kabupaten Batang masuk dalam kategori 10 besar kasus stunting di Jateng. Meski demikian, ia mengaku terjadi penurunan kasus stunting pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

“Memang terjadi penurunan kasus kekerdilan anak pada 2022 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5.275 balita dari 37.302 balita,” katanya.

Menurut dia, untuk menurunkan jumlah kasus kekerdilan pada anak, pemkab telah melakukan sejumlah upaya seperti melalui program “Gayeng Nginceng Wong Meteng” dan menggandeng Kementerian Agama setempat dalam melakukan sosialisasi dan pembinaan pada calon pengantin.

Dikatakan, faktor penyebab kasus kekerdilan pada anak sangat kompleks tetapi pilar utamanya adalah pola makan, pola asuh, dan sanitasi. “Ketiga hal itu, berkontribusi sebagai penyebab kasus kekerdilan pada anak di daerah itu,” kata Ida Susilaksmi.

Baca juga: Waduh! Bayi Stunting di Salatiga Bertambah, Ini Sebabnya

Masyarakat di daerah, lanjut dia, masih memiliki anggapan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui memiliki pantangan yang tidak diperbolehkan dimakan. Padahal, makanan yang jadi pantangan itu bergizi dan sehat, serta sangat dibutuhkan bagi mereka dan pertumbuhan otak serta badan janin dalam kandungan.

Ida Susilaksmi mengatakan dengan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya goncangan ekonomi, sehingga berpengaruh terhadap asupan gizi pada bayi. “Pola asuh juga berpengaruh, ketika bayi diasuh oleh orang yang pengetahuannya kurang memadai sehingga dalam memberikan makanan juga keliru pola dan tidak telaten,” katanya.

Demikian pula, kata dia, dengan keterbatasan sanitasi dan adanya buang air besar secara sembarangan akan berisiko terjadinya penyakit menular. “Diare tinggi, anak sering sakit-sakitan, berat badannya akan turun, dan berakibat stunting,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Batang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya