SOLOPOS.COM - Gunung Sumbing. (Wikipedia)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Apakah Gunung Sumbing yang berlokasi di tiga daerah, yakni Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonososbo, Jawa Tengah ini masih aktif?

Berdasarkan keterangan Pemkab Temanggung di laman resminya, Gunung Sumbing ternyata masih aktif.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Gunung dengan ketinggian mencapai 3.371 mdpl ini merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah. Jika dilihat dari arah Temanggung, Gunung Sumbing terlihat kembar dengan Gunung Sindoro. Maka dari itu, Gunung Sindoro dan Sumbing ini disebut juga dengan gunung kembar.

Hal ini dikarenakan letak dari kedua gunung saling berhadapan serta tinggi yang tidak jauh berbeda. Tinggi Gunung Sindoro lebih rendah dibandingkan dengan Gunung Sumbing, yakni 3.155. Gunung Sumbing yang masih aktif ini terakhir meletus pada 1730.

Baca Juga:  Zonasi PPDB 2022 SMA Negeri di Sukoharjo, Cek Sekarang Lur!

Gunung yang berjenis Statovolcano ini memiliki dua puncak, yakni Puncak Sejati dan Punca Selo Konten. Dua puncak ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki gunung.

Di puncak Gunung Sumbing yang ternyata masih aktif ini terdapat makam Ki Ageng Makukuhan, yang diyakini sebagai orang pertama yang singgah di Kedu, sebuah kecamatan di Temanggung dan memperkenalkan tembakau, tanaman yang menjadi ciri khas dari kabupaten ini.

Baca Juga: Ternyata Ini Jembatan Terpanjang di Jawa Tengah, Panjangnya Hampir 1 Km

Untuk mendaki gunung ini, para pendaki harus melalui beberapa pos dari basecamp, yakni pos I di ketinggian 1.750 mdpl, pos II di ketinggian 2.000 mdpl, pos bayangan ketinggian 2.500 mdpl, dan area puncak di ketinggian 2.850-3.340 mdpl.

Di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro terdapat sebuah hutan bernama Rasamala. Di hutan ini terdapat pohon walitis yang memiliki tinggi 30 meter dengan lingkar pohon 7,5 meter. Untuk memeluk pohon tersebut diperlukan enam orang dewasa.

Baca Juga:  Tulis Pesan untuk Sang Kekasih, Ini Sosok Pacar Eril Anak Ridwan Kamil

Menurut masyarakat sekitar lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang masih aktif ini, pohon tersebut berasal dari tongkat salah seorang pengkikut wali, yakni Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan ke tanah.

Baca Juga:  Warga Dukuh di Desa Tertinggal Sragen Ini Dilarang Wayangan, Kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya