SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat berbincang dengan wartawan di area Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Kamis (1/7/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Angka kematian warga yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Wonogiri cukup tinggi yakni mencapai 10,7 persen. Tingginya presentase itu dikarenakan warga yang meninggal akibat Covid-19 di perantauan ikut dicatat dalam data Wonogiri.

Berdasarkan data pada website resmi Pemkab Wonogiri, hingga Selasa (24/8/2021) pukul 21.00 WIB, secara kumulatif ada 10.794 warga Wonogiri yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan pasien yang terpapar dan meninggal dunia sebanyak 1.158 orang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Baca Juga: Mobil Innova Reborn Tabrak Pohon Jati di Salak Wonogiri, Pengendara Selamat

“Pencatatan kematian akibat Covid-19 berdasarkan alamat KTP, bukan lokasi kejadian. Misal warga Wonogiri meninggal di Papua, datanya masuk Wonogiri. Jadi tidak semua kematian terjadi di sini,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan di Sekretariat Daerah Wonogiri, Rabu (25/8/2021).

Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan ada sejumlah pertimbangan pencatatan dilakukan berdasarkan NIK. Mulai dari pertimbangan administrasi hingga pembiayaan perawatan pasien Covid-19. Hal itu merupakan kebijakan pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.

Baca Juga: Salut! TNI Blusukan Bagikan Bantuan Sembako di Wonogiri

Kasus Luar Daerah

Banyaknya warga Wonogiri di perantauan yang meninggal setelah terpapar Covid-19 menjadi salah satu faktor angka kematian di Wonogiri tinggi. Pada Senin (23/8/2021) lalu, ada penambahan 21 warga yang meninggal terpapar Covid-19, namun didominasi dari kasus luar daerah.

“Selasa kemarin ada 18 kasus kematian. Yang meninggal di Wonogiri hanya beberapa. Tidak semuanya meninggal di fasilitas kesehatan kami. Karena pencatatannya lewat NIK, datanya masuk Wonogiri,” ungkapnya.

Baca Juga: Hoaks Tentang Vaksin Covid-19 Tersebar di Desa Sugihan Wonogiri, Ini Langkah Pemdes

Belum lama ini, Jekek berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk melakukan klarifikasi terkait sinkronisasi data Covid-19. Sebelumnya Panglima TNI mengatakan perlu ada sinkronisasi data di Wonogiri.

“Misalnya aplikasi Si-Lacak dalam proses testing, ternyata datanya tidak bisa di-input. Kami back up dengan data manual. Ini nanti yang akan dilakukan asesmen dari Kemenkes, untuk mencari solusinya apa. Sehingga ada persamaan persepsi,” kata Jekek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya