SOLOPOS.COM - Para Biksu memimpin doa saat warga Tionghoa memperingati Dewi Kwan Im mencapai kesempurnaan di klentheng Tien kok Sie, Pasar gede, Solo, Kamis (25/7/2013) malam. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Solopos.com, SOLO — Keberadaan altar Tiang Siang Sing Bo di Kelenteng Tien Kok Sie yang berlokasi di selatan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah diklaim sebagai bukti Solo pernah jadi kota pelabuhan.

Apalagi kelenteng ini berlokasi tak jauh dari Kali Pepe yang zaman dahulu sebagai jalur perdagangan utama dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagaimana diungkap oleh pengelola akun Facebook Solo Zaman Dulu dalam unggahannya.

Baca Juga: Diklaim Kelenteng Tertua di Indonesia, Apa Arti Nama Tien Kok Sie?

Dia mengatakan pada zaman dahulu altar di Kelenteng Tien Kok Sie Solo dijadikan sebagai tempat berdoa bagi masyarakat keturunan China untuk memohon perlindungan selama berlayar.

“Keberadaan altar Thian Siang Sing Bo atau Dewi Laut di Kelenteng Tien Kok Sie bisa menjadi salah satu petunjuk bahwa Kota Solo pernah dikenal sebagai kota pelabuhan. Kepada Dewi Laut, warga Tionghoa pada masa itu berdoa meminta perlindungan dari marabahaya saat berlayar,” jelas dia.

Baca Juga:  Asal Usul Kelenteng Tien Kok Sie Solo, yang Diklaim Tertua di Indonesia

Jejak Solo pernah jadi kota pelabuhan juga dibuktikan dengan adanya bandar pelabuhan kuno yang berada di Semanggi, Pasar Kliwon.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari unggahan Instagram pemerhati sejarah dari Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro alias Kanjeng Nuky, pelabuhan kuno tersebut dahulunya dikenal dengan nama Wuluyu atau Wulayu.

Baca Juga:  Ide Olahan Kue Keranjang Khas Imlek, dari Digoreng hingga Dikukus

Dahulunya, bandar pelabuhan kuno di Solo ini juga menjadi salah satu pelabuhan yang kerap disinggahi kapal-kapal besar. “Kampung Semanggi yang mendasari nama Bengawan Semanggi alias dari Bengawan Solo di kemudian hari, merupakan pelabuhan paling ujung atau terakhir dihitung dari muara Bengawan yang ada di Ujung Galuh atau Gresik, Jawa Timur. Sebanyak 44 bandar pelabuhan yang disinggahi kapal-kapal besar waktu itu merupakan denyut perekonomian rakyat yang sangat penting,” jelas Kanjeng Nuky.

Di pelabuhan kuno ini dahulunya melayani penyeberangan dan juga penambangan, sama seperti 44 pelabuhan lainnya di sepanjang aliran Bengawan Solo.

Baca Juga: Ucapan Imlek 2022 Bahasa Mandarin, Bisa Jadi Status WhatsApp

“Daerah-daerah ini ditetapkan menjadi Sima atau perdikan diharapkan bisa melayani penyintas sungai dengan gratis,” ungkap dia menjelaskan keberadaan bandar pelabuhan kuno di Solo pada zaman dahulu.

Saat ini, keberadaan bandar pelabuhan kuno di Solo ini masyarakat biasa menyebutnya dengan Bandar Nusupan atau Bandar Semanggi.

Baca Juga:  Asal Usul Sejarah Palur, Bermula dari Gazebo di Pertigaan Jalan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya