SOLOPOS.COM - Ilustrasi dokter kandungan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Apa alasan dokter kandungan kebanyakan pria? Pertanyaan itu bisa jadi bermain-main di benak ibu hamil saat mereka kesulitan menemukan dokter wanita. Simak ulasannya di info kesehatan berikut ini.

Padahal bisa jadi sejumlah wanita hamil merasa lebih nyaman bila diperiksa oleh dokter yang berjenis kelamin sama dengan mereka yaitu sama-sama wanita. Namun kenyataannya memang enggak mudah menemukan dokter berjenis kelamin wanita.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dikutip dari huffingtonpost.co.uk pada Selasa (28/2/2023), seorang ginekonolog, dr Anita Mitra, melalui Instagram @gynaegeek, telah membuat video yang menjelaskan semua alasan mengapa kebanyakan pria yang berprofesi sebagai dokter kandungan?

Sebelumnya ketahui terlebih dahulu definisi ginekologi? Dr Mitra mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan rahim, saluran tuba, ovarium, vulva, vagina dan hormon termasuk hal-hal seperti kanker, endometriosis, adenomiosis, fibroid, PCOS, menopause, kesuburan, kandung kemih dan masalah prolaps dan seterusnya.

Dan salah satu alasan mengapa kebanyakan dokter kandungan berjenis kelamin laki-laki benar-benar menakjubkan bisa jadi berhubungan dengan peralatan kesehatan, Dr Mitra menjelaskan dalam videonya.

“Instrumen bedah umumnya dirancang untuk pria dengan pegangan besar yang bisa merepotkan untuk tangan kecil [orang bertangan kecil di sini] dan sejauh ini saya tidak mengetahui perusahaan yang telah membuat instrumen untuk tangan wanita yang lebih kecil yang sepertinya selalu membuat orang tercengang. Saya memberi tahu mereka hal ini,” kata Mitra.

Alasan lain dari mengapa kebanyakan dokter kandungan adalah laki-laki dapat ditemukan dalam data dari Royal College of Obstetrics and Gynaecology. Seperti dijelaskan Mitra, sementara dokter berlatih di kedua disiplin ilmu, menjelang akhir pelatihan mereka, mereka harus memilih spesialisasi.

Pada titik ini, data menunjukkan bahwa laki-laki cenderung memilih ginekologi sementara peserta pelatihan perempuan lebih memilih kebidanan (yang berfokus pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas).  “Ini juga bisa menjadi rintangan berbasis gender,” tambah  Mitra.

“Ginekologi adalah spesialisasi bedah yang sedikit lebih banyak dibandingkan dengan kebidanan dan pembedahan selalu menjadi area yang sedikit lebih didominasi pria yang memiliki tantangannya sendiri,” katanya. “Pelatihan bedah bisa sangat intens dengan hari yang sangat panjang yang bisa jadi rumit jika Anda mencoba menyulap pelatihan dengan memiliki keluarga dan bekerja paruh waktu tidak selalu mudah.”

Mitra menambahkan bahwa perempuan juga masih bisa menghadapi seksisme di tempat kerja, meski hal itu berubah, dan mengakui bahwa isu yang diangkatnya juga dihadapi perempuan di luar profesi medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya