SOLOPOS.COM - Hermawan Kartajaya dalam Webinar Series dengan tema Market Intelligence in Post Normal Era yang ke-9 secara virtual pada Kamis (20/10/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Permasalahan makro ekonomi yang melanda dunia saat ini berdampak besar pada keberlangsungan bisnis di berbagai sektor. Ketidakstabilan geopolitik yang dipicu perang Rusia-Ukraina telah berdampak pada inflasi, rusaknya rantai pasokan, hingga krisis energi.

Hal itu terungkap dalam Hermawan Kartajaya dalam Webinar Series dengan tema Market Intelligence in Post Normal Era yang ke-9 secara virtual pada Kamis (20/10/2022).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Menghadapi situasi tersebut Hermawan Kartajaya mengatakan para pemasar perlu memahami isu makroekonomi. “Gunakan sumber kredibel seperti IMF, ADB, dan simpulkan seperti apa tindakan yang harus industri Anda hadapi,” ujar Founder dan Chairman MarkPlus Corp itu.

Tingginya suku bunga juga berdampak pada menurunnya daya beli dan harga komoditas. Dalam menghadapi tantangan tersebut, Hermawan Kartajaya memberi panduan serta strategi yang bisa diterapkan para pemasar serta pemangku kepentingan untuk tetap bertahan di tengah gelapnya prediksi ekonomi global.

“Menghadapi pertempuran yang ada, peran marketing bukan komunikasi atau berjualan, namun bagaimana memenangkan persaingan. Dengan prediksi ekonomi akan melambat, perusahaan harus tetap bertumbuh meski tidak pesat seperti di kondisi normal,” ujar pria yang sering diserbut Bapak Pemasar Indonesia tersebut.

Baca Juga: PLN UID Jateng & DIY Raih Marketing Champion Awards dari MarkPlus

Dia juga mendorong perusahaan untuk segera berinvestasi pada reformasi. “Perusahaan saat ini perlu berlomba untuk reformasi saat dunia masih di era recovery. Dengan reformasi perusahaan akan grow lebih pesat daripada kompetitor-kompetitornya,” ujarnya.

Meski ekonomi melambat, menurutnya masyarakat tidak perlu takut dengan resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menyatakan bahwa risiko Indonesia menghadapi resesi hanya 3 persen, tidak seperti negara di Eropa yang mencapai 70 persen.

“Yang paling bagus adalah posisi Anda di atas kompetitor, di atas industri, dan di atas ekonomi. Setiap industri pasti ada asosiasi yang bisa meramal bagaimana kondisinya di 2023, sehingga anda dapat pelajaran menyiapkan diri untuk tahun depan. Hal ini akan dikupas saat MarkPlus Conference 2023 pada sesi Indonesia Industry Outlook 2023 bersama pimpinan asosiasi berbagai industri,” ujar Hermawan dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Untuk mengoptimalkan reformasi perusahaan, dia mengatakan pemasar perlu mempertajam market intelligence, salah satunya dengan memanfaatkan AI untuk mendukung aktivitas perusahaan sehingga dapat menghasilkan revenue jangka panjang.

“Jika anda ingin memenangkan persaingan meski skala anda kecil, gunakan market intelligence. Perusahaan perlu memiliki intelegensi agar mengetahui persis seperti apa sentimen konsumen. Selain dengan AI [Artificial Intelligence], juga harus dilebur dengan kemanusiaan. Bagaimanapun, keputusan tidak bisa diserahkan ke mesin, keunikan pemikiran manusia yang akan membedakan anda dengan kompetitor Anda,” ujar Hermawan.

Baca Juga: Ini Daftar Negara Undangan di KTT G20 Bali

Memanfaatkan Marketing for Good

Saat ini konsumen cenderung memilih brand yang kuat dan terpercaya, maka mengutip Edward O.Wilson, Hermawan menyampaikan masalah yang dihadapi manusia dalam menghadapi AI adalah selalu mengandalkan AI sebagai referensi sehingga banyak institusi yang memanfaatkan data, sehingga saat ini manusia semakin rapuh dengan adanya teknologi.

Bagi Hermawan, para pemasar perlu memanfaatkan marketing for good, bukan memanfaatkan teknologi sebagai suatu alat yang berbahaya, melainkan membawa pemasaran pada hal yang berharga seperti perdamaian, keberlanjutan, dan kemanusiaan.

“Penggunaan AI dan market research sudah sangat dipengaruhi oleh mesin. Bagaimanapun, manusia tetap perlu berperan dengan mindful dan bijaksana secara emosional sebagai pembuat keputusan,” ujar Hermawan.

Dia juga menekankan pemasar perlu bersiap untuk memanfaatkan sumber daya ke tujuan yang tepat. Maka dari itu entrepreneurship dan leadership sebagai bagian dari konsep CIEL (creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership) diperlukan agar pemasar tetap bijaksana dalam menghadapi AI. Konsep ini dikemas dalam buku Entrepreneurial Marketing yang ditulis oleh Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan, dan Jacky Mussry.

Baca Juga: Inflasi Oktober Masih Tinggi, Kadin Usul Tiga Cara Cegah Stagflasi

Sementara untuk memperkuat strategi market intelligence suatu perusahaan, pemasar dapat terlebih dahulu menganalisa competitor intelligence, product intelligence, pemahaman pasar dan pemahaman pelanggan.

Untuk menavigasi kompetitor, Giovanni Alexander selaku Manager MarkPlus Institute menyatakan perusahaan dapat menggunakan alat seperti Facebook Ad Library dan Prisync untuk memahami strategi iklan dan pricing kompetitor, dan TikTok Creative Center untuk memahami tren serta preferensi digital yang sedang digandrungi konsumen agar pemasar dapat merespon kebutuhan tersebut.

Di sisi lain, menghadapi era penuh disrupsi Hermawan juga bicara soal mindfulness, sebuah konsep yang justru lahir dari Silicon Valley, kota yang melahirkan banyak perusahaan teknologi rintisan dan wirausaha dengan inovasi teknologi mutakhir.

“Jangan terlalu khawatir dengan masa depan, mindfulness akan membuat hati pemasar lebih tenang dengan karakter yang tidak menghakimi, kesabaran, kepercayaan, serta sifat menerima,” ujarnya.

Hadir sebagai guest speaker, Ayu Purwarianti selaku Co-Founder and Chief Scientist of Text, Prosa.ai. “Penggunaan AI harus didasari tujuan baik seperti meningkatkan value customer journey, dalam memahami dan mengkomunikasikan sesuatu,” ujar Ayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya