Solopos.com, KARANGANYAR--Kampung wisata tanaman hias di Lingkungan Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar terdampak hujan deras selama berjam-jam pada Sabtu (5/12/2020).
Sejumlah rumah dan tempat usaha tanaman hias terdampak luapan air dari hutan. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Kepala Lingkungan (Kaling) Nglurah, Ismanto Hartono, menyampaikan kejadian tersebut kali pertama terjadi di Lingkungan Nglurah. Menurut dia, air berasal dari arah hutan di belakang Situs Menggung.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
28 Malam Pengungsi Erupsi Merapi Diantar Jemput Ambulans Dari Tegalmulyo Klaten
Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Lingkungan Nglurah terdampak luapan air saat hujan deras pada Sabtu. Menurut Ismanto, hujan mengguyur wilayah tersebut mulai pukul 14.00 WIB. Hingga pukul 21.00 WIB, hujan masih turun tetapi intensitas rendah. Akibatnya, air meluap dan menggenangi jalan kampung, rumah warga, dan sejumlah tempat usaha tanaman hias.
"Kali pertama terjadi di Nglurah. Ada luapan air sampai banjir [menggenang]. Sebelumnya tidak pernah terjadi. Mungkin karena hujan deras dan lama," kata Ismanto saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon, Minggu (6/12/2020).
Mengungsi
Ismanto menyampaikan genangan akibat luapan air pada Sabtu terjadi di pendapa Lingkungan Nglurah atau dekat Situs Menggung. Selain itu, air juga menggenangi tiga rumah di Lingkungan Nglurah RT 001/RW 011. Dia memastikan tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu, tetapi warga menanggung kerugian material.
"Minggu pagi kami cek dan bersih-bersih. Ada lima kendaraan roda dua dan satu mobil terdampak luapan air. Kena lumpur. Proses pembersihan lingkungan karena luapan air membawa lumpur. Air kan dari hutan di belakang Situs Menggung," tutur dia.
Longsor, Jalan Utama Karanganyar-Tawangmangu Sempat Ditutup
Ismanto menuturkan saat hujan deras dan tidak reda dalam waktu beberapa jam, dia menginstruksikan sejumlah warga mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi bencana alam.
"Ada 16 rumah yang warganya kami minta mengungsi sementara waktu. Kami instruksikan Sabtu sore jam 17.00 WIB. Saya minta mengungsi ke tempat saudara terdekat. Itu rumah yang di dekat tebing. Antisipasi kemungkinan terburuk," ungkapnya.
Ismanto menyampaikan sejumlah warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Tetapi, warga lainnya masih memilih bertahan di rumah kerabat terdekat. Salah satu pertimbangan adalah cuaca.