SOLOPOS.COM - Pakaian adat pengantin khas Boyolali, Wahyu Merapi Pacul Goweng, yang terpajang di Museum R. Hamong Wardoyo Boyolali, Senin (20/6/2022). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Pakaian pengantin khas Boyolali yang bernama Wahyu Merapi Pacul Goweng memiliki sejumlah keunikan yang tak ditemukan pada busana daerah lain. Keunikan itu di antaranya terletak pada cunduk mentul yang dikenakan pengantin putri serta rias paes.

Ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin (Harpi) Melati Boyolali, Sumarmi Sutrisno, saat dijumpai Solopos.com di salah satu restoran di Boyolali, Senin (20/6/2022), mengungkapkan ciri khas pertama dari pakaian pengantin khas Boyolali Wahyu Merapi Pacul Goweng adalah cunduk mentul.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Ada sembilan cunduk mentul, semuanya ikon Boyolali. Ada kepala lele, kepala lembu, ada daun tembakau, ada gunungan yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu,” kata dia. Marmi mengungkapkan ada pula pembeda paes khas Boyolali dengan model Solo dan Yogyakarta.

Ia mengungkapkan paes khas pengantin Boyolali mengenakan paes model Solo akan tetapi memakai prodo gaya Yogyakarta yang keemasan. Hal tersebut, menurut Marmi, karena Boyolali dekat dengan Solo dan Yogyakarta.

Lebih lanjut, Marmi mengatakan pakaian jarik dan kebaya pengantin juga memiliki ikon Boyolali. “Dengan adanya pakaian pengantin khas Boyolali semoga masyarakat semakin menyenangi tata rias khas Boyolali. Semoga juga banyak dipakai oleh masyarakat Boyolali, Soloraya, bahkan Jawa Tengah,” urai dia Marmi.

Baca juga: Membumikan Lagi Wahyu Merapi Pacul Goweng, Rias Pengantin Khas Boyolali

Sementara itu, Wakil Ketua Harpi Boyolali, Siti Tasdiqoh, menguraikan penamaan busana pacul goweng sekilas lucu. Tetapi menurut sejarahnya, nama tersebut terjadi karena zaman dulu ada salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang ingin menikah dengan warga lokal Selo.

“Prajuritnya ini ingin menikah dengan ageman [pakaian] seperti Diponegoro. Tapi tidak boleh karena dia itu prajurit. Jadi dibuat bajunya manten, tapi kuluk atau blangkonnya goweng atau krowak [cekung ke dalam] di bagian belakang. Kemudian bajunya warna hijau,” kata dia.

Pernikahan Manten Kuno

Menurut Siti Tasdiqoh, awal mula pencarian baju khas pengantin Boyolali membawa Harpi Boyolali ke salah satu budayawan asal Selo, Boyolali, bernama Kalijo. “Pak Kalijo yang juga sesepuh dan budayawan Boyolali ini mengatakan manten kuno menikah dengan pakaian khas namanya pacul goweng,” terangnya.

Diberitakan Sejak 2015, Kabupaten Boyolali telah memiliki pakaian pengantin khasnya sendiri yang bernama Wahyu Merapi Pacul Goweng. Proses pencarian pakaian pengantin khas Boyolali tak lepas dari usaha Himpunan Ahli Rias Pengantin (Harpi) Melati Boyolali dengan dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Baca juga: Heboh Pengantin Lansia di Klaten, Ini Rekor Pengantin Tertua di Dunia

Setelah dibakukan pada 2015, pakaian pengantin khas Boyolali Wahyu Merapi Pacul Goweng disahkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) pada 2021.

“Harpi Boyolali selalu mendapatkan dukungan dari bupati lama, Bapak Seno Samodro, dan bupati baru, Bapak Said Hidayat. Dukungan dari dinas juga mengalir terkait pakaian khas pengantin ini,” terang Sumarmi Sutrisno.

Ia mengungkapkan dukungan diberikan dalam bentuk pembiayaan sehingga dapat meresmikan pakaian khas pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng. Mantan Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Ampel, tersebut mengungkapkan tanpa pembiayaan dari Pemkab Boyolali maka akan kesulitan meresmikan pakaian khas pengantin Boyolali.

Baca juga: Serunya Lewati Jembatan Kali Apu Klakah Boyolali, Pemandangannya Amboi!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya