SOLOPOS.COM - Puluhan orang mengikuti tur sejarah di Kampung Kauman Mangkunegaran, Solo, bersama komunitas Solo Societeit, Minggu (17/7/2022) pagi. (Istimewa/Dokumentasi Solo Societeit)

Solopos.com, SOLO — Di wilayah Kota Solo ada dua wilayah yang bernama Kauman yang sama-sama bersejarah namun kondisinya kini sangat berbeda. Kedua kampung itu masing-masing terkait dengan sejarah Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran.

Ketua komunitas pencinta sejarah, Solo Societeit, Dani Saptoni, menjelaskan Kauman pertama terletak di barat Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, tak jauh dari Masjid Agung Solo, Pasar Kliwon.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sedangkan Kauman yang lain berada di wilayah Kelurahan Kestalan, Banjarsari, tepatnya di sekitar Pasar Legi Solo. Kauman di Pasar Kliwon biasa disebut sebagai Kampung Kauman Kasunanan Solo karena sejarah berdirinya.

Kampung itu lahir seiring berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sedangkan Kampung Kauman di Pasar Legi. Kota Solo, dikenal sebagai Kauman Mangkunegaran karena terkait dengan sejarah berdiri Kadipaten Mangkunegaran.

“Kampung Kauman Mangkunegaran salah satu kawasan heritage di Solo yang dilupakan orang, karena ada daerah yang juga bernama Kauman. Di Solo kan ada dua Kauman, Kauman Kasunanan dan Kauman Mangkunegaran,” ujarnya, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: 6 Keistimewaan Pasar Kliwon, Kecamatan Terpadat di Solo dan Jateng

Menurut Dani, Kampung Kauman Mangkunegaran terpinggirkan karena kondisinya berbeda dari Kauman Kasunanan. Ketika Kauman Kasunanan tetap mempertahankan keberadaan Masjid Agung, Kauman Mangkunegaran justru ditinggalkan Masjid Ageng.

Pusat Kehidupan Religi

Keberadaan Masjid Agung dan Masjid Ageng merupakan pusat dari kehidupan religi di masing-masing Kauman di Kota Solo. “Kauman Kasunanan secara marwah itu lingkungan santri terus terjaga sampai saat ini. Sedangkan Kauman Mangkunegaran tidak,” ungkapnya.

Dani menjelaskan dulu ada Masjid Ageng di Kauman Mangkunegaran. Masjid itu dibangun Pangeran Sambernyawa atau KGPAA Mangkunagoro I. Masjid itu terletak di seberang Pasar Legi Solo.

Baca Juga: Lingkungan Rumah Pangeran Sambernyawa di Kestalan Dulu Kawasan Ulama

Masjid Ageng dulunya jadi pusat aktivitas religi warga Kauman Mangkunegaran. Namun oleh KGPAA Mangkunegoro IV masjid itu dipindahkan ke barat Pura Mangkunegaran dan kini bernama Masjid Al Wustho Mangkunegaran.

Pemindahan masjid membuat kehidupan religi masyarakat Kauman Mangkunegaran semakin memudar. “Akhirnya kehidupan religi di situ semakin lama semakin pudar, karena pusatnya dipindah. Untuk santri-santri yang di situ tidak ikut dipindah karena lokasinya sempit. Apalagi di sekitar Al Wustho sudah ada perkampungan atau permukiman,” terangnya.

Berdasarkan catatan Solopos.com, di Kampung Kauman Mangkunegaran atau dikenal juga dengan nama Kampung Kauman Pasar Legi, Kestalan, Banjarsari, Solo, hingga kini masih ada rumah peninggalan Pangeran Sambernyawa.

Baca Juga: Masih Asli, Begini Kondisi Rumah Pangeran Sambernyawa di Kestalan Solo

Rumah itu ditempati tokoh bernama asli Raden Mas Said sambil menunggu proses pembangunan Pura Mangkunegaran. Kondisi rumah tersebut masih terjaga dengan baik dan hampir semuanya masih asli dari masa ditempati oleh RM Said.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya