SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19. (Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Jumlah kasus kematian pada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Kabupaten Sukoharjo bertambah tujuh orang pada pekan lalu.

Tujuh kasus kematian itu meningkatkan angka kematian atau mortality rate pasien positif Covid-19 Kabupaten Makmur sebesar 0,1 persen ketimbang catatan pekan sebelumnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pada pekan sebelumnya, angka kematian pasien positif dengan jumlah kasus 56 orang masih pada angka 5,2 persen. Namun, pekan ini dengan tambah tujuh kasus kematian menjadi 63 orang, angka kematiannya naik jadi 5,3 persen.

Haul Habib Ali Tahun Ini Ditiadakan, Begini Penjelasan Tokoh Masyarakat Pasar Kliwon Solo

Pada sisi lain, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 Sukoharjo hingga Senin (9/11/2020) tercatat sudah menembus 1.182 orang. Perinciannya, 122 orang isolasi mandiri, dua orang isolasi rumah sehat Mandan, 63 orang rawat inap, 932 orang sembuh dan selesai isolasi mandiri.

Sedangkan kematian pada pasien positif Covid-19 Sukoharjo sebanyak 63 kasus. Dari 1.182 kasus positif corona itu, 461 orang bergejala sedangkan 721 orang lainnya tidak bergejala.

Catatan pasien suspek hingga Senin tercatat sebanyak 840 orang, dengan perincian 12 orang isolasi mandiri, 38 orang rawat inap. Kemudian 775 selesai pemantauan, 15 orang meninggal dunia, dan 377 orang hasil swabnya negatif Covid-19.

Ada Kasus Covid-19, Kantin Balai Kota Solo Lockdown Sepekan

Perhatian Serius

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengakui angka kematian pasien positif yang masih tinggi menjadi perhatian serius Satgas.

Ada empat kecamatan dari total 12 kecamatan yang memiliki angka kematian melebihi ambang batas maksimal World Health Organization (WHO) yakni 5 persen. Sementara hanya dua kecamatan yang masih nihil kasus kematian pasien positif Covid-19 yakni Tawangsari dan Weru.

Yunia mengatakan untuk menekan angka kematian tersebut, Satgas telah melakukan sejumlah upaya, salah satunya meningkatkan manajemen tata laksana penanganan Covid-19 rumah sakit.

Takut Ular Masuk Rumah Saat Musim Penghujan? Simak Saran Exalos Regional Sragen Ini

“Salah satu upaya untuk menekan angka kematian pasien Covid-19 Sukoharjo adalah meningkatkan manajemen penanganan pasien positif dengan gejala yang rawat inap di rumah sakit. Butuh terapi khusus agar imunitas tubuh pasien positif meningkat secara perlahan-lahan,” katanya kepada Solopos.com melalui telepon, Senin.

Sukoharjo memiliki delapan rumah sakit rujukan Covid-19 yang merawat pasien positif dengan gejala. Kedelapan rumah sakit rujukan Covid-19 itu yakni RSUD Ir Soekarno, RS Indriati, RS dr Oen Solo Baru, RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

Kemudian RS UNS, RS Nirmala Suri, RS PKU Muhammadiyah Kartasura, dan RSIS Yarsis. Yunia menambahkan sebagian besar pasien positif yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Warga Kawasan Rawan Bahaya Erupsi Merapi Klaten Mulai Jual Ternak: Buat Bekal Mengungsi!

Penyakit Penyerta

Kelompok masyarakat komorbid sangat berisiko tinggi terpapar Covid-19. Ada beragam penyakit penyerta yang memicu kematian pasien positif Covid-19 Sukoharjo.

"Penyakit penyerta itu seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung hingga gagal ginjal. Mereka lebih rentan terpapar Covid-19,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menyampaikan kunci utama memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah menjalankan protokol kesehatan secara ketat dengan memberdayakan masyarakat.

KA Jarak Jauh Mulai Beroperasi Reguler, Cek Daftarnya Yang Lewat Solo

Kepercayaan publik mesti dibangun terkait kesiapsiagaan dan respons pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat mengikuti anjuran pemerintah secara sukarela.

“Pesan 3M [memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak] terus diserukan kepada masyarakat dalam berbagai kegiatan. Komunikasi publik dibutuhkan untuk membangun kepercayaan agar mau menjalankan protokol kesehatan,” katanya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Iskandar, mengimbau agar kelompok masyarakat berisiko tinggi mengurangi aktivitas luar rumah. Mereka seperti orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, anak-anak, dan masyarakat yang memiliki komorbid. Apabila mereka terinfeksi Covid-19 berpotensi menderita gejala berat hingga kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya