SOLOPOS.COM - Puluhan pedagang klitikan masih bertahan di eks Pasar Joko Tingkir karena mereka belum pindah ke Pasar Sukowati Sragen, Jumat (17/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 45 pedagang klitikan hingga Jumat (17/3/2023) masih bertahan di lahan eks Pasar Joko Tingkir Sragen. Mereka belum pindah ke Pasar Sukowati Sragen lantaran los mereka belum dilengkapi sekat dan jaringan listrik. Jika kedua fasilitas itu sudah tersedia mereka baru akan pindah.

Membangun sekat dengan bahan baja ringan membutuhkan dana tak sedikit,  bisa sampai Rp7,5 juta untuk ukuran 3 meter x 3 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Paguyuban Pedagang Klitikan Pasar Sukowati Sragen, Didik Hartono, menyebut di pasar baru tersebut tersedia 45 los klitikan. Karena ada sisa kios, maka 13 pedagang klitikan mendapat kios. Meski menempati kios, 13 pedagang itu tetap dibebani untuk pembangunan sekat los bagi 35 pedagang klitikan lainnya.

“Jadi biaya sekat untuk 35 los itu ditanggung 45 pedagang sehingga per pedagang dibebani Rp5,5 juta. Itu belum termasuk pasang listrik. Kalau pasang listriknya menjadi beban masing-masing pedagang, tetapi pemasangan ke PLN dilakukan secara kolektif supaya mendapatkan harga yang murah,“ jelas Didik saat berbincang dengan Solopos.com di los lamanya di Pasar Joko Tingkir, Jumat siang.

Didik sudah komunikasi dengan PLN Sragen dan mendapat harga Rp600.000 untuk pemasangan daya 450 volt ampere (VA).  Untuk daya 900 VA biayanya Rp1 juta dan untuk daya 1.300 VA biayanya Rp1.350.000.

“Kami dikejar-kejar untuk pindah. Tapi kalau tidak ada sekat dan listrik terus pindah pun tidak bisa bekerja. Kami tetap menunggu sekat dan listrik terpasang dulu,“ ujarnya.

Sejumlah pedagang mulai iuran pemasangan sekat dan listrik ke bendahara paguyuban.

Hal lain yang yang disoal pedagang adalah parkir elektronik yang dianggap membebani. Saat pindahan, pedagang bolak-balik keluar masuk Pasar Sukowati dan setiap kali itu pula mereka dikenai tarif parkir. Hal itu memberatkan pedagang. Oleh karenanya mereka meminta dibebaskan dari ketentuan membayar tarif parkir elektronik tersebut, sebelum semua pedagang masuk ke pasar baru tersebut.

Pedagang klitikan lainnya, Aris, juga belum bisa pindah ke Pasar Sukowati Sragen dengan alasan yang sama. “Selama belum ada sekat dan listrik ya tetap bertahan. Saya butuh daya 900 VA. Kami masih menunggu,“ jelasnya yang merasa dipaksa harus pindah.

Kartu Parkir Berlangganan

Sementara Kepala Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Dikumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, menyampaikan Pasar Sukowati memang satu-satunya pasar tradisional yang diberlakukan parkir elektronik.  Khusus pedagang Pasar Sukowati diberlakukan kartu berlangganan sehingga sehari cukup bayar satu kali.

Tarif parkir di Pasar Sukowati Sragen  Rp1.500 untuk motor dan Rp2.000 untuk mobil. “Pedagang hanya dikenakan bayar sekali karena pedagang sering keluar masuk pasar. Ada dua pintu masuk dan dua pintu keluar. Tetapi sementara ini dioperasikan satu pintu masuk dan satu pintu keluar,” papar Cosmas.

Untuk mendapatkan kartu langganan, pedagang bisa menghubungi petugas Diskumindag dengan membawa fotokopi KTP dan STNK [surat tanda nomor kendaraan]. Pedagang bisa mendaftarkan dua kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya