SOLOPOS.COM - Pelaku UKM Karanganyar membuat parsel sesuai pesanan masyarakat. Isi parsel adalah produk pelaku UKM di Karanganyar. (Istimewa/Dokumentasi Paguyuban Witpari )

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Karanganyar membuat strategi untuk memasarkan produk mereka di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu dampak kebijakan yang akan dirasakan pelaku UKM dalam waktu dekat adalah larangan mudik. Padahal, sejumlah pelaku usaha memanfaatkan momen mudik Lebaran untuk mendapatkan pendapatan ekstra dibanding hari biasa. Oleh karena itu, sejumlah pelaku UKM di Karanganyar memutar otak untuk tetap mendapatkan berkah Lebaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebanyak 30 hingga 40 pelaku UKM di Karanganyar bersatu membentuk paguyuban wirausaha tangguh bumi intanpari atau disingkat Witpari. Mereka memiliki program pembuatan hampers atau parsel khas Karanganyar. Isinya produk UKM bikinan mereka.

Baca Juga: Kolam Renang Intanpari Karanganyar Buka H-7 Lebaran

Wakil Ketua Paguyuban Witpari, Yenni Maula, menuturkan ada 60 produk bisa menjadi isian hampers atau parsel. Kisaran harga dari Rp10.000 hingga Rp50.000 per produk. Sejumlah produk yang ditawarkan dalam katalog adalah aneka keripik, kerupuk, kopi, sirup, permen jahe, aneka teh, roti basah maupun kering, jamu serbuk, jenang, dan camilan lain.

“Tahun lalu kami sudah memulai program ini. Ada 50 pesanan masuk. Kami juga mengirim hingga Kalimantan. Mereka yang rindu kampung halaman Karanganyar tetapi tidak bisa pulang. Apalagi tahun ini ada pembatasan mudik. Kami mau menjajal strategi serupa,” tutur Yenni saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (24/4/2021).

Selain melayani pengiriman hingga luar Pulau Jawa, Yenni mengaku sudah mendapat pesanan dari sejumlah dinas di Kabupaten Karanganyar. Yenni mengaku pemasaran masih terbatas pada promosi melalui media sosial dan mengandalkan jaringan pertemanan dan kolega.

“Produk yang kami tawarkan itu sudah mengantongi PIRT bahkan ada yang sudah halal. Tidak ada batasan harga. Kami buatkan hampers atau parsel sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Isian apa pun dari 60 produk itu bisa. Untuk kemasan dan biaya jasa pembuatan Rp30.000,” jelasnya.

Baca Juga: Ogah Kecolongan, Dishub Karanganyar Minta Bantuan Camat dan Agen Bus Pantau Pemudik

Program Etalase

Selain mengandalkan pembuatan hampers atau parsel, UKM Karanganyar juga mengandalkan penjualan produk melalui etalase di toko oleh-oleh di Karanganyar. Yenni menuturkan program etalase itu dimulai dari Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagnakerkop dan UKM). Program tersebut sudah berjalan tiga hingga empat bulan ini.

“Ada satu etalase di kantor Disdagnakerkop dan UKM. Jadi kalau ada kunjungan kerja dari dinas luar ke Karanganyar, mereka bisa diarahkan jajan produk UKM Karanganyar. Isi etalase adalah produk milik 30 hingga 40 pelaku UKM yang dinyatakan lolos kurasi,” katanya.

Dari situ, lanjut Yenni, pelaku UKM Karanganyar berupaya mengembangkan program serupa tetapi dengan sasaran pengunjung toko oleh-oleh. Mereka mengincar sepuluh toko oleh-oleh di Karanganyar yang ramai dikunjungi orang.

“Ada di Ngargoyoso, Tawangmangu, Colomadu, Karanganyar. Kami sudah bekerja sama dengan Ubigo di Kelurahan Popongan. Sudah ada etalase di situ dan kami tinggal mengisi produk,” tutur dia.

Baca Juga: Sedih, 4 Pekerja di 3 Perusahaan Karanganyar Melapor Kena PHK Jelang Lebaran

Yenni menyampaikan pelaku usaha membutuhkan dukungan pembuatan etalase. Salah satunya, kata Yenni, mereka menyasar program corporate social responsibility (CSR) perusahaan di Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya