SOLOPOS.COM - Petani memanen kopi jenis ekselsa di Tamansari, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (29/9/2021). Petani kopi di daerah tersebut mengatakan petani menerapkan petik merah karena mampu meningkatkan harga jual hingga Rp45.000 per kilogram jika dibandingkan panen secara racutan harganya berkisar Rp25.000-Rp27.000 per kilogram. (Antara)

Solopos.com, SOLO — Provinsi Jawa timur disebut-sebut sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar dan terbaik di Indonesia. Bahkan, beberapa kopi dari Jawa Timur (Jatim) sudah menembus pasar internasional.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Jawa Timur menduduki peringkat ke-5 penghasil kopi terbesar di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh. Data tersebut mengacu tahun 2020.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dilansir dari Bisnis.com, Sabtu (5/2/2022), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan Jawa Timur memiliki daerah penghasil kopi unggulan yang sayang jika tidak dioptimalkan dengan baik. Daerah penghasil kopi itu, di antara Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Bondowoso.

Baca Juga : Gondosini, Kebun Kopi Kuno Era Mangkunegaran di Wonogiri

Berikut Solopos.com sajikan 4 daerah penghasil kopi terbaik di Jawa Timur:

1. Kabupaten Banyuwangi

Data BPS per 2017, menunjukan Kabupaten Banyuwangi menjadi produsen kopi terbesar di Jawa Timur. Total panen mencapai 13.839 ton.

Salah satu perkebunan terbaik di Kabupaten Banyuwangi adalah Kebun Kopi Malangsari. Lokasinya di wilayah pegunungan selatan Banyuwangi, tepatnya Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan kalibaru. Perkebunan ini memiliki produk unggulan yang disebut “lanangnya” kopi robusta. Tekstur kopi padat, rasa yang lembut, dan aroma harum khas.

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan Kebun Kopi Malangsari merupakan penghasil kopi unggulan yang diminati Italia. “Di Italia ada distributor besar yang hanya mau menerima kopi Banyuwangi. 80 persen kopinya kiriman dari Malangsari Banyuwangi,” kata Anas.

Baca Juga : Robusta Temanggung, Kopi Mewah Kelas Dunia

2. Kabupaten Jember

Kabupaten Jember memiliki kondisi geografis unik. Jember memiliki dataran rendah dan dataran tinggi di lereng Gunung Argopuro. Potensi perkebunan kopi di Jember ini tinggi. Data BPS menunjukan Kabupaten Jember menjadi produsen kopi terbesar ke-2 di Jawa timur dengan total panen mencapai 11.863 ton pada 2017.

Dilansir dari laman resmi Kominfo Jatim, Kabupaten Jember memiliki 3 jenis kopi dengan cita rasa unik. Kopi Robusta Jember, jika biasanya kopi robusta memiliki rasa khas dominan pahit, tetapi Robusta Jember juga memiliki rasa asam yang biasa ditemukan pada kopi arabika.

Kopi Liberica, kopi jenis ini memiliki rasa dominan lebih pahit dibandingkan jenis robusta. Terakhir, Kopi Arabika Jember, jika biasanya kopi arabika memiliki rasa khas dominan rasa asam yang kuat, tetapi Kopi Arabika Jember juga menyimpan rasa manis.

Baca Juga : Kebun Kopi Pertama di Soloraya Ada di Wonogiri

3. Kabupaten Malang

Data BPS menunjukan Kabupaten Malang merupakan salah satu produsen kopi yang bisa disebut terbesar di Jawa timur dengan hasil panen mencapai 11.829 ton pada tahun 2017.

Kopi yang paling terkenal dari Kabupaten Malang ini dikenal dengan sebutan Amstirdam. Itu singkatan dari sejumlah perkebunan kopi di Kabupaten Malang, yakni Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, dan Dampit.

Kopi Dampit merupakan salah satu kopi yang memiliki cita rasa unik. Kopi jenis robusta ini memiliki keunikan karena dibudidayakan di lahan dengan ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut. Selain itu, struktur tanah cukup baik.

Baca Juga : Temanggung & Magelang, Sentra Kopi Andalan di Jawa Tengah

Kopi Dampit disebut-sebut memiliki cita rasa kental di mulut, aroma khas caramel, dan manis khas roti yang baru matang. Dilansir dari kopikocang.com, Kopi Dampit begitu diminati di luar negri sehingga 90 persen hasil panen perkebunan Dampit diekspor ke luar negeri.

4. Kabupaten Bondowoso

Data dari BPS menunjukan Kabupaten Bondowoso menghasilkan kopi 8.670 ton pada 2017. Kabupaten Bondowoso terkenal sebagai penghasil kopi arabika Java Ijen Raung. Kopi yang satu ini mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementrian Hukum dan HAM seperti dilansir dari dikemas.com.

Berbeda dengan arabika pada umumnya, kopi Arabika Java Ijen Raung ini memiliki tingkat keasaman rendah. Selain itu, kopi Arabica Java Ijen Raung juga memiliki sedikit rasa kacang-kacangan dan cokelat. Kopi Arabica Java Ijen Raung juga memiliki aroma khas sehingga menambah daya tarik kopi.

Baca Juga : Sejarah Solo: Bisnis Kopi Melesat di Era Kejayaan Mangkunegaran

Kopi ini tumbuh pada ketinggian 1.400 mdpl dengan suhu udara sejuk sekitar 15 hingga 25 derajat Celsius. Dengan kekhasannya itu, tak mengherankan jika kopi Arabica Java Ijen Raung mampu menembus pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya