SOLOPOS.COM - Inventor asal Klaten, Suseno, menunjukkan cara pembuatan briket kepada pelaku UMKM di Sragen, Kamis (24/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengikuti hilirisasi hasil riset dan inovasi kompor briket elektrik dan pelatihan pembuatan briket, Kamis (24/3/2022). Mereka membawa pulang kompor briket elektrik sebagai modal pengembangan UMKM.

Kegiatan yang digelar di Aula Oproom Sekretariat Daerah (Setda) Sragen tersebut menghadirkan inventor dari Klaten, Suseno. Hilirisasi hasil riset dan inovasi tersebut diinisiasi Bidang Litbang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Para peserta kegiatan ini merupakan rekomendasi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Peridustrian dan Perdagangan (Dinkop UKM Perindag) Sragen, Dinas Transmigrasi, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sragen.

Baca Juga: Menggembirakan! Ekspor Briket Batok Kelapa Jateng Naik Signifikan

Inventor Jawa Tengah (Jateng), Suseno, dalam kesempatan itu menjelaskan semua orang membutuhkan energi. Briket menjadi sumber energi terbarukan yang bisa menggantikan energi elpiji. Briket tidak berbau dan tidak menimbulkan racun, tetapi justru menyerap racun.

pelatihan pembuatan briket sragen
Inventor asal Klaten, Suseno, menunjukkan kompor briket listrik kepada pelaku UMKM di Sragen, Kamis (24/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

“Briket bagus untuk bahan bakar memasak dan akan menghasilkan cita rasa masakanan yang berbeda, tentunya lebih lezat. Di Klaten banyak angkringan yang menggunakan briket sebagai bahan bakar memasak. Bahkan dengan temuan kompor briket elektrik, maka briket bisa digunakan di meja makan karena tidak khawatir meledak dan tidak menimbulkan polusi,” jelasnya.

Dari Kayu Keras

Suseno menerangkan briket ini bisa dibuat dari limbah kayu apa pun yang memikiki karakter keras. Semakin keras kayu yang digunakan semakin bagus kualitas briketnya.

Baca Juga: Pabrik Briket di Ceper Klaten Kebakaran, Kerugian Capai Rp30 Juta

Teknik pembuatannya cukup sederhana, yakni arang kayu ditumbuk menjadi serbuk dan dicampur dengan tepung kanji dan air secukupnya lalu dicetak. Hasil cetakan serbuk arang dan tepung tadi kemudian dijemur dan setelah kering bisa langsung digunakan.

“Kompor briket elektrik ini praktis, sehat, murah, dan aman. Satu paket kompor elektrik ini hanya Rp250.000. Panas api bisa diatur dengan mengatur kipas anginnya yang berarus DC [direct current atau arus searah]. Penggunakan bahan bakar briket lebih hemat Rp6.000 bila dibandingkan dengan elpiji melon 3 kg. Harga gas 3 kg Rp20.000/tabung sedangkan harga briket 3,5 kg Rp14.000 dengan lama masak yang sama mencapai tujuh jam,” jelas Suseno.

Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Litbang Sragen, Dwiyanto, menjelaskan hasil riset dan inovasi ini layak dimanfaatkan dan bisa ditularkan kepada para pelaku UMKM di Sragen. Dia berharap para pelaku UMKM setelah pulang dari pelatihan bisa langsung praktik pembuatan briket dan bisa digunakan untuk mendukung usahanya.

Baca Juga: Dimotori Kaum Ibu, UMKM Pengalengan Makanan di Jogja Go Internasional

“Ilmu yang disampaikan Pak Suseno nanti menjadi tambahan pengetahuan. Setelah pulang semua peserta mendapatkan kompor briket elektrik semua,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya