SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO --- Menghadapi musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo menyiapkan 200 tangki air bersih untuk mengatasi krisis air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, kepada , Selasa (28/7/2020), mengatakan saat ini sumber air bersih seperti sungai dan sumur air dalam belum mengering.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sementara itu, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus-awal September 2020.

"Baru satu permohonan bantuan air bersih Di Dusun Watulumbung, Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari. Kami sudah mengirim bantuan air bersih ke lokasi pada Minggu (26/7/2020). Untuk desa lainnya belum ada permohonan bantuan air bersih," kata dia.

Seluruh Penghuni Sembuh, RSC Mandan Sukoharjo Disterilisasi

BPBD Sukoharjo telah memetakan daerah rawan kekeringan di wilayah Sukoharjo bagian selatan meliputi Kecamatan Bulu, Weru, dan Tawangsari. Ada 17 desa di tiga kecamatan di wilayah Sukoharjo bagian selatan yang rawan kekeringan saat musim kemarau.

Desa rawan kekeringan di wilayah Weru di antaranya Jatingarang, Ngreco, Tawang, Karangmojo, dan Alasombo.

Di wilayah Bulu, desa rawan kekeringan di wilayah Kamal, Kunden dan Puron. Sedangkan desa rawan kekeringan di wilayah Tawangsari di Watubonang dan Pundungrejo.

"Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menyuplai bantuan air bersih kepada masyarakat. Kami juga berkoordinasi dengan Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo yang menyuplai bantuan air bersih ke lokasi krisis air bersih," ujar dia.

Kreatif, Warung Makan Di Mojolaban Sukoharjo Ini Pasang Sekat Plastik Di Tiap Meja

Maryanto berupaya memeratakan bantuan air bersih ke daerah kekeringan baik di wilayah Weru, Tawangsari, maupun Bulu.

Selain rumah penduduk, bantuan air bersih diprioritaskan untuk tempat ibadah seperti masjid dan musala. Biasanya, warga setempat mengambil air bersih di masjid atau musala itu.

Mobil Tangki Disiagakan

Pada 2019, jumlah total korban bencana kekeringan di Kabupaten Jamu sebanyak 9.915 keluarga atau 19.923 jiwa.

"Bantuan air bersih dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan dan komunitas masyarakat harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan BPBD Sukoharjo. Sehingga bantuan air bersih merata di setiap daerah krisis air bersih," papar dia.

Kawanan Kera Rusak Perkebunan Hingga Masuk Rumah Warga Di Bulu Sukoharjo

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo, Bambang Surat, mengatakan mobil tangki air bersih disiagakan untuk mengirim bantuan air bersih ke daerah kekeringan.

Bambang menjamin warga yang berdomisili di daerah rawan kekeringan mendapat bantuan air bersih.

Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo juga melayani pembelian air bersih untuk warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.

"Pada prinsipnya jika sudah permohonan dari BPBD Sukoharjo yang diteruskan ke Bupati Sukoharjo pasti segera dikirim bantuan air bersih," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya