SOLOPOS.COM - Panitia Liga Santri Nusantara (LSN) 2019 Regional Jawa Tengah II menggelar jumpa pers di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Solo, Selasa (15/10/2019). (Solopos.com-Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 16 pondok pesantren (ponpes) dari Soloraya bakal bersaing dalam Liga Santri Nusantara (LSN) 2019 Regional Jawa Tengah II di Stadion Sriwedari, 21-26 Oktober 2019. Persaingan kali ini diyakini lebih ketat karena kekuatan tim cenderung merata.

Hal itu tak lepas dari sikap tegas panitia yang melarang ponpes memainkan pemain di luar santri pondok bersangkutan. Ketentuan tersebut disampaikan Koordinator LSN Regional Jateng II, Ali Sutopo, dalam jumpa pers yang digelar di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo, Selasa (15/10/2019).

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Pihaknya tak menampik pada tahun-tahun sebelumnya ada kecenderungan beberapa tim mengontrak pemain di luar lingkungan santri ponpes masing-masing. Praktik “ngebon” ini bisa memicu ketimpangan dalam persaingan antarponpes.

“Makanya kali ini kami ketatkan lewat screening berlapis. Selain screening administratif, ada screening kesantrian yang akan menguji apakah benar pemain tersebut merupakan santri ponpes,” ujar Ali.

Pihaknya bakal menggelar roadshow ke setiap ponpes peserta LSN untuk membuktikan keabsahan pemain. Menurut Ali, pemain yang didaftarkan harus sudah aktif di ponpes bersangkutan setidaknya tiga bulan sebelum kompetisi bergulir.

Jika nekat mendaftarkan pemain nonsantri, panitia bakal memberikan sanksi tegas. “Kami akan langsung coret pemainnya.”

Untuk mendorong pembinaan pemain muda, panitia LSN kali ini juga mewajibkan seluruh skuat berstatus U-17. Ali ingin LSN tak sekadar menjadi kompetisi biasa, melainkan ikut memunculkan talenta muda yang bisa dikontrak tim profesional.

Striker Timnas U-19, M. Rafli Mursalim, menjadi salah satu jebolan LSN yang namanya berkibar. “Kami lihat potensi santri ponpes sebenarnya bagus. Paling tidak mereka bisa bersaing di klub Liga 3,” ujar Ali.

Juara bertahan regional II, Nurul Hikmah dan juara regional 2017, Walisongo, diprediksi masih menjadi kandidat utama peraih satu tiket ke babak nasional. Namun kembalinya ponpes yang beberapa tahun terakhir absen seperti Tamirul Islam Solo dan Masyithoh Wonosegoro, Boyolali, bisa membuat persaingan lebih ramai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya