SOLOPOS.COM - Gunung Semeru terpantau kamera pengawas meluncurkan awan panas guguran pada Rabu (23/3/2022) dini hari. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)

Solopos.com, LUMAJANG — Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami letusan sebanyak 24 kali dalam periode pengamatan 12 jam terakhir atau pada Kamis (24/3/2022) pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Liswanto, mengatakan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tercatat mengalami 16 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 95-115 detik pada periode Kamis pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sementara itu, periode pengamatan Kamis pukul 06.00 WIB-12.00 WIB tercatat Gunung Semeru mengalami letusan sebnayak delapan kali dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 50-85 detik. Sehingga selama 12 jam terakhir, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukana laut (MDPL) itu mengalami 24 kali letusan.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 4 Km ke Tenggara

“Gunung Semeru juga mengalami dua kali gempa embusan, dua kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh,” jelas dia yang dilansir dari Antara.

Sehari sebelumnya, kata Liswanto, aktivitas Gunung Semeru tercatat 68 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-25 mm dan lama gempa 55-250 detik, satu kali awan panas guguran, satu kali gempa guguran, enam kali gempa embusan, enam kali gempa harmonik, dua kali gempa vulkanik, dan tiga kali gempa tektonik.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Joko Sambang, mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur terkait aktivitas gunung api tersebut.

“Aktivitas Gunung Semeru saat ini masih berstatus siaga sejak 16 Desember 2021, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi sejumlah rekomendasi yang disampaikan Pusak Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi [PVMBG],” jelasnya.

Baca Juga: Ini Lima Daerah Tersempit di Jatim, Paling Sempit Luasnya 20 KM Persegi

Dia mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut, masyarakat tidka boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran btu [pijar],” jelas dia.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya