SOLOPOS.COM - Pegiat pemerhati benda cagar budaya membersihkan arca di Situs Mbah Gempur, Jonggrangan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (6/3/2022). Aksi gotong royong membersihkan benda cagar budaya yang diikuti oleh warga dan Komunitas Pemerhati Cagar Budaya Klaten itu bertujuan untuk menjaga dan merawat benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Solopos.com, KLATEN–Warga dan anggota Komunitas Pemerhati Cagar Budaya atau KPBC Klaten bersih-bersih kawasan Situs Mbah Gempur, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Minggu (6/3/2022). Aksi itu digelar komunitas sebagai bentuk pelestarian cagar budaya.

Kegiatan bersih-bersih dilakukan sejak Minggu pagi. Kawasan situs berada di bawah pohon bendo. Sebelum kegiatan bersih-bersih, kawasan itu dipenuhi rerumputan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di kawasan situs itu ada satu yoni. Selain itu ada arca yang kondisinya tak lagi utuh. Ada bebatuan bata merah berukir yang tersebar. Ada pula gundukan tanah yang diperkirakan di dalamnya banyak terdapat bagian bangunan candi yang pernah berdiri di situs tersebut.

Baca Juga: Situs Mbah Gempur Klaten Dikenal Keramat, Tapi Tetap Ada yang Curi Arca

Ketua KPCB Klaten, IGG Wisnu Hendrata, mengatakan di Klaten ada 100-an situs dan temuan benda cagar budaya. Mayoritas kondisinya masuk kategori darurat cagar budaya. Kondisi situs tak terurus.

“Oleh karena itu kami setiap bulan akan bergiliran ke situs lain melakukan hal seperti ini. Kegiatannya bersih-bersih dan kalau perlu kami buatkan pagar. Kegiatannya dalam bingkai pelestarian dan perlindungan cagar budaya,” kata Wisnu.

Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi, mengenal Situs Mbah Gempur sejak 2018 lalu. Kondisinya kala itu memprihatinkan. “Dari tahun ke tahun kondisinya semakin memprihatinkan,” jelas dia.

Baca Juga: Situs Mbah Gempur Klaten Dikenal Keramat, Unggas Terlarang Diburu

Disinggung kondisi situs di Klaten secara umum, Hari mengatakan dari pendataan mandiri yang pernah dia lakukan ada 150-an lokasi terdiri atas puluhan situs dan temuan benda cagar budaya. Mayoritas merupakan peninggalan era Mataram Kuno dari abad ke-8 hingga ke-10.

“Untuk situsnya ada puluhan karena situs itu lokasi yang memiliki benda dan struktur lainnya,” kata dia.

Situs-situs yang ada di Klaten di antaranya Situs Mbah Gempur, Situs Jaden, Situs Tibayan, Situs Watu Sigong, Situs Karanggede, Situs Ngabeyan, dan lain-lain. Secara umum, kondisi situs serta temuan benda cagar budaya saat ini memprihatinkan alias tak terawat. Beberapa objek yang pernah ditemukan pun kini raib. Lantaran hal itu, Hari menilai Klaten dalam kondisi darurat cagar budaya.

Baca Juga: Aksi Pegiat BCB Gotong Royong Bersihkan Situs Mbah Gempur Klaten

“Oleh karena itu apa yang dilakukan ini  sekaligus untuk mengajak berbagai pihak ikut merawat dan melestarikan cagar budaya. Jangan sampai sejarah yang ada, beberapa tahun mendatang hilang,” ungkap dia.

 

Minim Perhatian

Hari mengatakan kondisi situs-situs yang ada di Klaten hingga kini minim perhatian. Namun, dia menjelaskan saat ini sudah ada pergerakan dari Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten melindungi situs dengan memasang papan penanda. Hari berharap segera ada perhatian lebih untuk melindungi serta merawat situs-situs yang ada di Klaten.

Sebelumnya, Disbudporapar Klaten bermimpi mendirikan museum daerah di Klaten. Hanya saja, rencana pendirian museum kini terganjal anggaran lantaran alokasi dana di APBD masih difokuskan untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.

Rintisan pembangunan museum itu sudah dilakukan. Salah satunya dengan mengumpulkan objek diduga cagar budaya yang merupakan temuan lepas dan tak terawat. Ada 26 objek yang kini disimpan Disbudporapar berupa struktur batuan candi, arca, serta yoni.

Baca Juga: Lewati 2 Situs Cagar Budaya di Klaten, Tol Solo-Jogja Dibuat Melayang

“Saat ini kami sudah mengumpulkan sekitar 26 ODCB yang mayoritas peninggalan era Mataram Kuno. Mayoritas berasal dari wilayah Kecamatan Karangnongko. Itu dilakukan dengan nonanggaran. Kami datang ke desa dan kami kerja sama dengan desa,” jelas Kabid Kebudayaan Disbudporapar Klaten, Yuli Budi Susilowati, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya