SOLOPOS.COM - Umbul Manten. (Solopos-dok)

Solopos.com, KLATEN – Potensi kerugian di objek wisata Umbul Manten di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, selama 10 hari terakhir ditaksir mencapai Rp100 juta. Macetnya pendapatan di Umbul Manten dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak diterjang puting beliung sejak pertengahan Desember 2019.

Hal itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Mujahid Jaryanto, kepada Solopos.com, Sabtu (21/12/2019). Terjangan angin putting beliung menumbangkan tiga pohon beringin di kawasan objek wisata Klaten tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Meski ketiga pohon beringin sudah dapat ditanam kembali di kompleks Umbul Manten dengan bantuan alat berat, objek wisata Klaten tersebut belum dibuka untuk masyarakat umum. Bangunan di kompleks umbul harus dibongkar total.

“Hingga hari ini [Jumat], objek wisata Umbul Manten telah ditutup sekitar 10 hari. Selama kurun waktu itu, potensi kerugiannya mencapai Rp100 juta. Sebenarnya ada juga yang datang ke umbul. Tapi, kami tak menarik retribusi atau tiket karena memang masih dalam perbaikan,” katanya.

Sebagai informasi, jumlah pengunjung di Umbul Manten pada November 2019 mencapai 12.500 pengunjung. Tiket masuk ke Umbul Manten dipatok Rp6.000 per orang. Kunjungan paling banyak biasanya di akhir pekan. Jumlahnya bisa mencapai 1.000 pengunjung.

Sebagaimana diketahui, puting beliung melanda di Umbul Manten Sidowayah, Rabu (11/12/2019) siang. Akibat bencana alam itu, tiga pohon beringin berukuran raksasa di lokasi setempat roboh.

Robohnya pohon beringin itu juga merusak dinding Umbul Manten. Sehingga, volume air di objek wisata Klaten tersebut mengalami penyusutan.

“Pohon beringin sudah menjadi ikon utama di Umbul Manten. Ketiga pohon yang tumbang itu tetap kami pertahankan. Kami sudah tanam kembali kemarin. Semoga, saat Tahun Baru 2020 sudah bisa dibuka lagi masyarakat umum,” katanya.

Mujahid Jaryanto mengatakan debit air di Umbul Manten mencapai 1.000 liter per detik. Selain difungsikan sebagai objek wisata air, Umbul Manten juga ditujukan memenuhi kebutuhan air bersih bagi 12.000-an jiwa di Sidowayah dan sekitarnya.

“Ada lima desa yang menggunakan air di Umbul Manten [sebagai sumber air bersih]. Masing-masing desa itu, seperti Sidowayah, Janti, Keprabon, Sidoharjo, dan Kebonharjo,” katanya.

Hal senada dijelaskan salah seorang pengelola Umbul Manten, Heri. Setelah diterjang puting beliung, kondisi umbul masih ditutup untuk masyarakat umum. Fondasi di dinding umbul dalam kondisi rusak karena memasuki tahap perbaikan.

“Saat pohon beringin kembali didirikan dengan alat berat itu, fondasi dinding rusak karena untuk akses alat berat. Pohon beringin kembali ditanam sudah sekitar tiga hari terakhir [dahan dan ranting dipotong dengan ketinggian pohon sekitar dua meter],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya