SOLOPOS.COM - Kondisi pohon beringin yang ambruk di Umbul Manten Sidowayah, Polanharjo, Klaten, Kamis (12/12/2019). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Tiga pohon beringin raksasa berusia ratusan tahun di kawasan wisata dan sumber air Umbul Manten, Desa Sidowayah, Polahnarjo, Klaten, roboh akibat puting beliung yang melanda kawasan tersebut, Rabu (11/12/2019).

Hal itu mengakibatkan air di umbul tersebut menyusut, Kamis (12/12/2019). Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Umbul Manten dikenal sebagai umbul peteng (gelap) karena diselimuti sejumlah pohon beringin yang menjulang tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ranting dan dedaunan dari sejumlah pohon beringin itu melindungi mata air dari sorotan sinar matahari secara langsung. Warga Sidowayah yang berada di lokasi saat terjadi puting beliung, Rabu siang, Marwan, 30, menceritakan situasi saat itu.

“Sebelum dilanda puting beliung, cuaca di sini memang mendung. Lalu ada angin sepoi-sepoi. Selanjutnya gerimis dan hujan deras. Terakhir ada puting beliung dari arah timur yang merobohkan beberapa pohon beringin di sini. Saat kejadian ada 50-an pengunjung. Waktu itu, semuanya panik mencari lokasi yang dinilai aman. Tak ada korban jiwa,” kata dia saat ditemui wartawan di Umbul Manten, Kamis (12/12/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

10 Menit Puting Beliung Sapu Kalijambe Sragen, Puluhan Pohon Tumbang Timpa Rumah

Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Mujahid Jaryanto, mengatakan puting beliung merobohkan tiga pohon beringin di Umbul Manten. Selama ini, pohon-pohon tersebut telah menjadi ikon utama di Umbul Manten.

Diameter tiga pohon beringin yang roboh itu mencapai tiga meter. Setelah beberapa pohon beringin ambruk, air di umbul menyusut. Mujahid mengaku belum tahu apakah menyusutnya air itu ada pengaruh dari ambruknya pohon beringin itu atau tidak.

Dia berharap menyusutnya air di Umbul Manten karena ada kebocoran di dinding umbul. Jika airnya menyusut gara-gara pohon beringin tumbang, hal itu cukup mengkhawatirkan.

"Selain sebagai objek wisata, air di sini juga diperuntukkan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi seribuan jiwa di Sidowayah dan sekitarnya. Debit air di sini bisa mencapai 1.000 liter per detik,” katanya.

2 Penderita Gangguan Jiwa Ngamuk di Wonogiri, Orang Tua Jadi Korban

Ambruknya sejumlah pohon beringin di Umbul Manten juga berpengaruh ke jumlah pengunjung di objek wisata air tersebut. Pengelola umbul membutuhkan waktu hingga empat hari ke depan untuk membersihkan dan mengevakuasi pohon tersebut.

Selama kurun waktu itu, umbul ditutup sementara waktu. Hal itu akan berpengaruh ke pendapatan Umbul Manten setiap harinya.

"Kami berharap pohon dapat ditanam lagi dengan bantuan alat berat. Kami tetap ingin mempertahankan pohon ini agar tetap menjadi ikon utama di umbul,” katanya.

Salah satu pemilik warung di Umbul Manten, Mariyatun, 38, mengatakan ditutupnya Umbul Manten sementara waktu bakal mempengaruhi pendapatan sehari-harinya.

9 Kecamatan di Klaten Porak-Poranda Dihajar Puting Beliung

“Saya sudah berjualan di sini selama 15 tahun. Terjadi puting beliung yang parah, ya baru kali ini. Semoga umbul di sini segera dibersihkan dan dapat dibuka kembali untuk umum,” katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, puting beliung juga mengakibatkan joglo di Umbul Siblarak Sidowayah rata dengan tanah. Di samping itu, 13 tiang listrik di Sidowayah ambruk dan sejumlah rumah penduduk rusak.

Ambruknya belasan tiang listrik mengakibatkan dua pertiga kawasan di Sidowayah tak teraliri listrik dalam beberapa waktu terakhir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya