Soloraya
Jumat, 2 Oktober 2015 - 07:30 WIB

PEMBUNUHAN WONOGIRI : Begini Kisah Ayah Bocah SD Saat Temukan Putranya Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Istanto, ayah kandung Arif Moerdika duduk-duduk di Polsek Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Kamis (1/10/2015). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Pembunuhan Wonogiri diduga dengan korban bocah SD Bulurejo.

Solopos.com, WONOGIRI — Pembunuhan Wonogiri kini tengah diselidiki polisi. Seorang bocah sekolah dasar (SD) ditemukan tewas di bawah Jembatan Mahbapang, Dusun Soko, Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. Korban bernama Arif Moerdika, warga Bulurejo. Arif diduga korban pembunuhan karena tubuh korban penuh luka.

Advertisement

Pegawai RS Amal Sehat (RSAS), Slogohimo, Kabupaten Wonogiri membuka kantong plastik berisi korban dugaan pembunuhan, Arif Moerdika, 9, warga Dusun Soko, Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri di ruang jenazah RSAS Slogohimo, Kamis (1/10/2015). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (1/10)/2015, kasus pembunuhan Wonogiri itu melibatkan korban yang masih duduk di bangku SD.  ditemukan warga yang ikut melakukan pencarian bernama Parno dan ayah kandungnya, Istanto. Korban merupakan siswa kelas III SDN Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri.

Salah seorang warga Bulurejo, Yanto mengatakan di tubuh korban ditemukan banyak luka dalam kondisi tanpa busana. Diduga korban dibunuh oleh seseorang.

Advertisement

Yanto menjelaskan, korban ditemukan Rabu sekitar pukul 21.00 WIB. Sekretaris Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Bambang Samekto bercerita, korban Arif Moeldika, 9 ditemukan di bawah Jembatan Mahbapang, Dusun Soko, Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto.

“Korban ditemukan tanpa busana. Kondisi korban kepala berada di bagian utara, darah di hidung sudah mengering dan lebam di paha korban.”

Menurutnya, korban ditemukan setelah ayah korban berceletuk akan mengecek ke sekitar jembatan. “Warga akhirnya mengikuti kepergian ayah korban. Korban ditemukan di bawah jembatan sudah dalam kondisi meninggal.”

Peristiwa dugaan pembunuhan itu, Kamis masih menjadi pembicaraan warga Bulukerto. Solopos.com yang turun ke Bulukerto mendapat cerita, penemuan mayat bocah kelas III dari keluarga tak mampu itu sangat memprihatinkan.

Advertisement

Spekulasi Pelaku

Berbagai spekulasi pelaku muncul di tengah masyarakat namun hingga berita ini ditulis belum ada seorang yang diamankan.

Beberapa warga Bulukerto, seperti Yani, 35 dan Debi, 52, menyatakan, korban ditemukan sendiri oleh ayah korban dalam kondisi meninggal. Korban ditemukan di bawah jembatan Dusun Soko dengan kondiri rambut kepala tak beraturan atau plenthas (cukur tak rata).

Ayah kandung korban, Istanto bercerita, sejak penemuan mayat anaknya belum diperbolehkan pulang ke rumah hingga bertemu Solopos.com, Kamis, sekitar pukul 13.50 WIB.

Advertisement

“Saya tak pernah memukul korban. Saya bekerja banting tulang untuk mencukupu kebutuhan hidup sehari-hari. Saat kejadian, saya sehari bekerja membuat sumur dalam di dua lokasi, yakni di sekitar lokasi kejadian dan di Desa Bulukerto,” ujarnya.

Lebih lanjut diceritakannya, dirinya pulang kerja sekitar pukul 17.45 WIB bersama-sama dengan empat rekannya, yakni Winanto, Yanto, keduanya warga Desa Ngaglik serta Zakat dan Parji, keduanya warga Desa Tengger.

“Sesampai di rumah mendapat kabar korban belum pulang. Saya pun melakukan pencarian bersama warga. Lokasi Jembatan Mahbapang sudah disasar warga namun tidak menemukan korban. Selang 15 menit kemudian saya kembali melakukan pencarian di sekitar Jembatan Mahbapang. Lampu senter saya arahkan ke bawah jembatan ternyata pas mengarah pada mayat yoga (anak/korban). Saya berteriak-teriak dan didatangi warga.”

Istanto mengaku heran, kenapa tas, sepatu dan pakaian milik anaknya tak ada di sekitarnya. “Jika anak saya terpeleset dan jatuh semestinya barang miliknya berada di sekitar. Anehnya lagi, kaus yang ada di bawah mayat korban bertuliskan SDN 2 Bulukerto sedangkan anak saya sekolah di SDN Bulurejo.

Advertisement

Warga kaus anak saya merah bukan hijau seperti yang ditemukan. Keanehan lain, kok anak saya memakai celana dalam dan kaus dalam. Sehari-hari anak saya tak pernah memakai kaus dalam dan celana dalam,” jelasnya.

Dia berharap, pelaku pembunuhan anaknya segera ditangkap dan dihukum setimpal. Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP David Manurung dan Kapolsek Bulukerto, AKP Kukuh Wiyono masih memimpin olah tempat kejadian. Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean melalui Kasat Reskrim menegaskan, dirinya masih menelusuri dugaan pelakupembunuhan.

“Belum ada yang diamankan apalagi dijadikan tersangka. Kami masih menelusuri dan memeriksa saksi-saksi kejadian untuk mengungkap pelaku dugaan pembunuhan.”

Untuk mengungkapnya, jasad korban di autopsi ke Solo. Pejabat Humas RS Amal Sehat (RSAS), Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Imawan Haris menjelaskan, petugas jaga menerima mayat korban pada Kamis pagi sekitar pukul 01.00 WIB. “Sekujur tubuh korban menderita luka. Ada tanda-tanda kekerasan benda tumpul dan benda tajam pada tubuh korban,” ujar dr Saryana didampingi Imawan. 

Kronologi

Korban Arif Moerdika, 9, siswa kelas III SDN Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Rabu (30/9/2013) masuk sekolah, mengikuti pelajar dan pulang pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Rabu sore, orangtua Arif, yakni Istanto dan istrinya, Sri Rasemi kebingungan karena anaknya belum pulang ke rumah. Sekitar pukul 18.00 WIB orangtua korban bertanya ke rumah walimuridnya dan rekan-rekan dekat korban namun mendapatkan jawaban jika korban sudah pulang dan tidak bermain.

Sekitar pukul 20.00 WIB dilakukan pencarian oleh Istanto, ayah kandung korban bersama warga. Selang 45 menit, korban ditemukan tewas di bawah Jembatan Mahbapang, Dusun Soka, Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri.

Saat ditemukan, kondisi siswa kelas III SDN Bulurejo mencurigakan. Pertama, kepala korban dipangkas tidak teratur, terdapat luka di bagian leher, luka di dahi, luka di bahu sebelah kiri, luka memar di punggung, luka di atas telinga kanan dan pinggang memar.

Korban ditemukan telanjang. Di bawah paha korban ditemukan kaus warna hijau dengan ukuran orang dewasa sedangkan korban saat berangkat sekolah mengenakan kaus sekolah warna merah. Tak pernah mengenakan celana dalam dan kaus dalam tetapi saat ditemukan ada kaus dalam dan celana dalam yang sudah digunting.

Advertisement
Kata Kunci : Pembunuhan Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif