News
Jumat, 14 Agustus 2015 - 21:00 WIB

DUGAAN KRIMINALISASI PEJABAT : Luhut Sebut Ada yang Bahagia Tangkap Orang, Akui Kriminalisasi?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Luhut Panjaitan saat masih menjadi Kepala Staf Kepresidenan, menyambut pengusaha peserta rapat kerja ekspor impor Kabinet Kerja, Rabu (15/4/2015), (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Dugaan kriminalisasi pejabat negara muncul sejak kasus-kasus yang menyeret pimpinan KPK. Luhut Binsar Panjaitan angkat bicara.

Solopos.com, JAKARTA — Setelah dilantik menjadi Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan akhirnya buka suara tentang kegaduhan yang terjadi di awal pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satunya, Luhut mengakui apa yang selama ini disebut publik sebagai kriminalisasi meski dia enggan menggunakan kata itu.

Advertisement

“Aturan harus ditegakkan, kalau ada aturan tumpang tindih, kita salah melangkah. Misalnya mobil listrik, yang salah sana, yang beri perintah ikut salah. Bisa-bisa semua orang masuk penjara,” kata Luhut dalam sebuah wawancara dengan Aiman Wicaksono yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (14/8/2015) petang.

Dalam kasus pengadaan mobil listrik, Kejaksaan Agung telah menetapkan dua tersangka, yaitu Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmadi (DA); dan Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia, Agus Suherman (AS). Sedangkan Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN saat itu, kian dikaitkan dengan kasus tersebut. Selain itu, Dahlan juga telah menjadi tersangka dalam kasus lain.

Luhut Binsar Panjaitan enggan berkomentar langsung tentang kasus yang menyeret Dahlan Iskan. Dia juga enggan menyebut adanya kriminalisasi dalam kasus itu, namun meminta penegak hukum menggunakan nurani.

Advertisement

“Kriminalisasi? Itu masalah komunikasi saja. [intinya] Jangan rame-rame, selesaikan saja secara adat. Pakai nurani lah, dengan umur saya yang sekian, saya bisa lihat itu,” kata Luhut.

Bahkan, Luhut mengatakan blak-blakan mengatakan ada pihak-pihak yang suka menangkap orang dan meminta agar tidak mencari-cari kesalahahan. Namun, Luhut tak menyebut pihak itu secara langsung.

“Kamu jangan suka lihat orang susah. Kalau kamu bahagia nangkapin orang, ya bubar lah. Nuranimu saja, kamu sakit jiwa atau apa lho. Tapi kalau kau cari-cari, pasti ada yang salah,” lanjutnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif