Sport
Senin, 29 Juni 2015 - 21:25 WIB

CEDERA ATLET : Antisipasi Kasus Alfin Tuasalamony, Menpora Ingin Klub Ikut BPJS

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Imam Nahrawi (JIBI/Solopos/Youtube)

Cedera atlet sepak bola, Alfin Tuasalamony, yang cukup parah membuat Menpora ingin klub atau induk olahraga mendaftarkan atletnya ke BPJS.

Solopos.com, JAKARTA — Kasus cedera atlet yang menimpa Alfin Tuasalamony kembali memunculkan wacana soal asuransi atlet. Menpora Imam Nahrawi akan mendorong induk olahraga untuk mengasuransinya atletnya ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Advertisement

Dikutip dari Detik, Senin (29/6/2015), menurut Imam, bukan hanya cedera atlet sepak bola saja, tetapi seluruh atlet olahraga di Indonesia harus didaftarkan klub atau induk olahraga yang menaunginya ke BPJS.

“Urusan Alfin tak hanya terkait sepak bola tapi seluruh atlet cabang olahraga. Saya kira ke depan harus ada kebijakan mengasuransikan mereka di BPJS,” kata Imam.

Advertisement

“Urusan Alfin tak hanya terkait sepak bola tapi seluruh atlet cabang olahraga. Saya kira ke depan harus ada kebijakan mengasuransikan mereka di BPJS,” kata Imam.

Imam menyadari persoalan asuransi kesehatan atau jaminan atlet sudah lama menjadi masalah dan hingga kini belum selesai. Di era Menpora Roy Suryo, pernah ada kasus pemain Pelita Bandung Raya (PBR) asal Mali, Camara Sekou, terkena serang jantung saat menjalani latihan.

“Terus terang, sebenarnya ini soal lama yang baru terungkap sekarang. Tapi karena ada kejadian seperti ini jadi pintu masuk buat kita semua untuk bisa mulai menyadari, sehingga peristiwa Alfin ini tidak terulang kembali. Meski alasannya kecelakaan di luar, yang penting sisi kemanusiaannya harus ditonjolkan,” paparnya.

Advertisement

“Makanya kami akan lihat regulasinya seperti apa. Apakah dari APBN bisa, karena BPJS itu solusi buat kita semua. Kami akan urai kebijakan mana yang akhirnya membuat terkendala,” pungkasnya.

Dilansir Liputan6.com, Senin, Alfin Tuasalamony mengaku sangat kecewa dengan Persija yang belum juga membayarkan gaji selama tiga bulan. Padahal, pemain asal Tulehu itu sangat membutuhkan dana untuk mengobati cedera patah tulang kering di kaki kirinya.

Alfin divonis tak bisa bermain sepak bola selama satu tahun setelah mengalami kecelakaan ditabrak mobil. Hanya saja, biaya pengobatan dan perawatan Alfin tidak terpenuhi semua, karena pelaku hanya membayar sebagian saja.

Advertisement

Ironisnya, klub Alfin, Persija Jakarta, belum membayar gajinya sejak awal tahun ini, dan juga cuma membantu Rp5 juta untuk pengobatan. PSSI juga dikritik APPI karena tidak memberi perhatian.

Alfin malah merasa terbantu oleh fans fanatik Persija, The Jakmania. Apalagi dengan aksi penggalangan dana bagi Alfin di area Pekan Raya Jakarta, Gambir, Minggu (28/6/2015) malam kemarin.

“Saya terharu dengan The Jakmania. Mereka sangat peduli terhadap saya, padahal saya belum bawa apa-apa buat Persija. Saya baru bermain di dua laga resmi saja. Apabila saya bertahan di Persija, itu bukan karena manajemen, tapi karena The Jakmania,” tegasnya.

Advertisement

Alfin sendiri diperkirakan baru bisa sembuh sekitar satu tahun. Itu juga jika mengikuti proses pengobatan yang ideal. Dia masih membutuhkan satu kali operasi lagi. Sebelumnya, mantan penggawa CS Vise itu sudah menjalani dua kali operasi dalam dua bulan terakhir.

“Saya berharap, saya menjadi pemain terakhir yang seperti ini. Ke depannya saya ingin para pesepak bola yang mengalami masalah seperti saya lebih diperhatikan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif