News
Kamis, 18 Desember 2014 - 10:03 WIB

SOLOPOS HARI INI : Pilkada Serentak akan Diundur 2016 hingga Drama Penyanderaan Siswi SD

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Kamis, 18 Desember 2014

Solopos.com, SOLO – Drama penyanderaan seorang bocah SD di Jl. R.A. Kartini, Gresik, Jawa Timur jadi berita utama Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (18/12/2014).

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (17/12/2014) pukul 09.00 WIB. Korban bernama Syahriani Putri Agustin, siswi kelas IV SD. Aksi dramatis itu berakhir setelah polisi menembak mati si pelaku, Fuad, yang bersenjata pisau.

Advertisement

Selain kisah ini, ada berita seputar Pilkada langsung. Pemerintah mengusulkan pilkada serentak yang rencananya digelar pada 2015 diundur setahun agar ada keserentakan pelantikan kepala daerah terpilih. Pilkada serentak pada 2015 diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1/20014.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Kamis, 18 Desember 2014, berikut;

Advertisement

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Kamis, 18 Desember 2014, berikut;

PEMILIHAN KEPALA DAERAH: Pilkada Serentak akan Diundur 2016

Pemerintah mengusulkan pilkada serentak yang rencananya digelar pada 2015 diundur setahun agar ada keserentakan pelantikan kepala daerah terpilih. Pilkada serentak pada 2015 diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1/20014.

Advertisement

Perubahan pengaturan pilkada tersebut, lanjut Djohermansyah, hanya bisa dilakukan jika DPR di masa sidang berikutnya menyetujui pengesahan Perppu Pilkada menjadi UU. Setelah DPR mengundangkan Perppu tersebut, draf RUU bisa dimasukkan ke DPR dan dibahas bersama KPU dan Kemendagri. (baca: Pilkada Serentak Mungkin Diundur 2016)

AKSI KRIMINALITAS: Sandera Siswi SD, Pria Bersenjata Pisau Didor

Seorang bocah SD disandera oleh warga asal Lombok, Mataram, Fuad, di depan Kantor Kodim Gresik, di Jl. R.A. Kartini, Gresik, Jawa Timur. Aksi dramatis itu berakhir setelah polisi menembak mati Fuad yang bersenjata pisau.

Advertisement

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (17/12) pukul 09.00 WIB. Korban bernama Syahriani Putri Agustin, siswi kelas IV. Kejadian berawal saat Fuad mendatangi Kantor Kodim sekitar pukul 09.00 WIB.

Awalnya dia berteriak-teriak di Kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Dandim Letkol (Czi) Awang Pramila Loviantara. Dandim Awang menduga Fuad stres. Awang sempat berbicara dengan Fuad yang mengaku dikejar-kejar seseorang yang ingin membunuhnya. Fuad bermaksud meminta perlindungan Kodim.

Versi lain, Fuad Ahmad stres karena kalah berjudi. ”Pelaku sempat mengatakan jika ia kalah judi,” ujar ujar Wakapolres Gresik, Kompol Alvian Nurrizal.

Advertisement

Alvian menduga, pelaku bisa jadi nekat melakukan aksi itu karena stres setelah kalah judi. ”Pelaku hanya ngomong itu. Judi di mana atau kalah berapa banyak, kami belum tahu,” lajut Alvian. (baca: Pelaku Penyanderaan Diduga Stres)

MUSIBAH BANJARNEGARA: Sukarelawan Longsor Tewas Tertimpa Ekskavator

Seorang sukarelawan yang berada di lokasi tanah longsor Banjarnegara tewas setelah tertimpa ekskavator yang tergelincir. Ada tiga sukarelawan yang tertimpa, sementara dua lainnya selamat.

Peristiwa terjadi Selasa (16/12) sore, saat tiga sukarelawan akan menyudahi pencarian dan akan dilanjutkan esok harinya. Namun saat eskavator sedang proses parkir, alat berat tersebut tergelincir.

Korban tewas adalah operator eskavator dari Bina Marga Kabupaten Magelang, Ahmad Nurudin Yuhri, 44, warga Sikepan II Nomor 71, Desa Beringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Ahmad merupakan PNS di Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Wilayah Magelang. Ahmad sempat dilarikan ke UGD Rumah Sakit Hajah Kasminah Soemitro Kolopaking Banjarnegara dan mendapatkan perawatan namun nyawanya tidak tertolong.

Paman korban, Muhammad Kholil, Rabu (17/12), mengatakan korban meninggal pada Selasa setelah ekskavator yang dioperasikannya mengalami kecelakaan saat melakukan pencarian korban longsor.

Ia mengatakan korban meninggalkan seorang istri dan dua anak, yakni Sauki Ulul Hazmi, 7, dan Daralukma Sahita Sari, 6 bulan. (baca: Relawan Meninggal saat Evakuasi Korban, 2 Jenazah Perempuan Hanyut di Sungai)

TATA KELOLA AIR: Mata Air yang Kini Tak Lagi Berlimpah

Sejak dulu Klaten dikenal sebagai “surga” mata air atau yang dikenal dengan umbul. Bagaimana nasib umbul-umbul itu kini? Simak hasil liputan reporter Solopos di Harian Umum Solopos edisi Kamis, 18 Desember 2014.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif