News
Senin, 10 November 2014 - 09:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Jalur Jebres-Wonogiri akan Diaktifkan Lagi hingga Nenek-Nenek Tewas Terpanggang

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 10 November 2014

Solopos.com, SOLO – Tragedi neneknenek tewas terpanggang usai bakar sampah jadi berita utama Harian Umum Harian Umum Solopos hari ini, Senin (10/11/2014). Seperti diberitakan, lanjut usia (lansia) asal RT 001/RW 001 Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Ngatiyem, 85. Korban tewas dengan luka bakar 90 persen di tubuhnya.

Kabar lain, Pemkot Solo serius ingin mengaktifkan kembali jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Jebres dan Wonogiri. Penghidupan jalur tersebut dinilai mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Bengawan.

Advertisement

Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 10 November 2014 berikut;

RUTE KERETA API: Jalur Jebres-Wonogiri akan Diaktifkan Lagi

Pemerintah Kota (Pemkot Solo) Solo serius ingin mengaktifkan kembali jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Jebres dan Wonogiri. Penghidupan jalur tersebut dinilai mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Bengawan.

Advertisement

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan transportasi berbasis kereta api itu bakal dikembangkan untuk menghubungkan Kota Solo dengan Wonogiri. Rudy berharap dengan langkah itu jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Solo berkurang.

“Stasiun Jebres hingga Wonogiri itu kan ada jalur relnya. Tapi sudah lama sekali mati, nah saya ingin jalur itu diaktifkan lagi,” kata Rudy ketika dijumpai Espos akhir pekan lalu.

Menurut dia, rel yang menghubungkan Stasiun Jebres dan Wonogiri sudah lama ada. Namun rel yang tersisa kondisinya sudah ter potong-potong.

(Baca Juga: Jalur KA Stasiun Jebres-Wonogiri akan Dihidupkan)

Advertisement

HARI KESEHATAN NASIONAL: Gelar Karnaval hingga Konseling Gratis

Ribuan orang mengenakan kaus warna hijau memadati kawasan Ngarsopura di Jl. Diponegoro Solo, Minggu (9/11) pagi. Mereka datang dari berbagai institusi dan profesi kesehatan, seperti dokter, pegawai apotik, karyawan rumah sakit, bidan, hingga pegawai puskesmas di lima kecamatan di Kota Solo.

Dengan membawa sejumlah poster, banner, dan leaflet bertema kesehatan seperti cara mudah mencegah HIV/AIDS, gerakan antirokok, say no to drugs, cuci tangan dengan sabun, gosok gigi, antimiras, hingga mencegah penyakit demam berdarah (DB).

Sekitar pukul 07.00 WIB Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, melepas rombongan karnaval kesehatan itu yang mengusung tema Sehat Bangsaku, Sehat Negeriku di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Solo. Karnaval kesehatan itu mulai start dari kawasan Ngarsopuro kemudian menuju Solo Grand Mall (SGM) dan kembali lagi di kawasan Ngarsopuro.

Advertisement

Karnaval itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 yang jatuh pada 12 November 2014. Sementara itu, pengunjung CFD di kawasan Ngarsopuro memadati 20 stan kesehatan yang disediakan panitia.

Stan kesehatan itu meliputi konseling kesehatan anak, tumbuh dan kembang anak, gula darah, asam urat, tekanan darah tinggi, hingga pencegahan penanggulangan gangguan pendengaran dan tuli. Selain itu, panitia menyediakan permainan anak-anak yang diberi nama tendangan bola kesehatan dan ular tangga kesehatan.

Ketua Panitia Karnaval Hari Kesehatan Nasional (HKN), Sukardi, mengatakan kegiatan ini diikuti 5.000 peserta.

MUSIBAH KEBAKARAN: Bakar Sampah, Nenek-Nenek Tewas Terpanggang

Advertisement

Nasib nahas dialami seorang perempuan lanjut usia (lansia) asal RT 001/RW 001 Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Ngatiyem, 85. Janda tersebut tewas terpanggang di persawahan Desa Singopadu, dekat kediamannya, Minggu (9/11) pagi. Korban tewas dengan luka bakar 90 persen di tubuhnya.

Informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, sekitar pukul 07.00 WIB Ngatiyem pamit kepada menantunya, Tuti, akan membakar sampah di persawahan. Lokasi persawahan berada di sisi timur rumah korban. Jarak antara rumah korban dengan area persawahan lebih kurang 50 meter. Sekitar pukul 07.30 WIB, seorang warga setempat, Sugimin, melintas di sekitar persawahan.

Saat itu Sugimin melihat ada sesosok tubuh yang terbakar di area persawahan, dekat pekarangan yang ditumbuhi pohon-pohon jati. Lantaran kaget, Sugimin langsung melapor kepada pengurus rukun tetangga (RT).

(Baca Juga: Bakar Sampah, Nenek 85 Tahun di Sragen Tewas Terpanggang)

LINGKUNGAN HIDUP: Bupati Terbitkan SE Larangan Menembak Burung

Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, kembali mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Larangan Menembak Burung seperti diatur dalam peraturan daerah (perda).

Advertisement

SE diedarkan kepada satuan-satuan kerja perangkat daerah, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan hidup, dan tokoh masyarakat.

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup BLH Sragen, Endro Roesmono, saat ditemui Espos di kantornya, akhir pekan lalu. ”Untuk kesekian kalinya Pak Bupati kembali mengeluarkan SE larangan menembak burung. SE ini disebarkan kepada seluruh elemen masyarakat, dan sekolah,” kata dia.

Endro menjelaskan pihak sekolah diharapkan menyosialisasikan SE tersebut kepada para siswa, sehingga mereka memahami esensi larangan tersebut. Selain itu, kata Endro, Bupati juga melarang penangkapan ikan menggunakan aliran listrik.

(Baca Juga: Dilarang Menembak Burung di Sragen!)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif