Soloraya
Senin, 27 Oktober 2014 - 09:31 WIB

KERUSUHAN SUPORTER SOLO : Warga Sukoharjo Ditetapkan Jadi Tersangka, Polisi Terus Usut Kasus

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kaca jendela Stadion Manahan masih pecah, Kamis (23/10/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Amp, warga Sukoharjo telah ditetapkan sebagai tersangka kasus kerusuhan suporter Persis Solo.

Diduga orang itu terlibat langsung dalam kerusuhan yang menewaskan anggota Pasoepati, Joko Riyanto, 39, warga Ngaliyan RT 007/RW 002, Pelem, Simo, Boyolali. (Baca juga:  Warga Sukoharjo Diteapkan Jadi Tersangka)

Advertisement

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Guntur Saputro, kepada Solopos.com, Minggu (26/10/2014), menyampaikan setidaknya penyidik sudah memeriksa enam saksi yang sekiranya mengetahui kerusuhan suporter kala Persis menjamu Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10/2014) sore.

Mereka adalah para suporter. Dari enam saksi tersebut satu orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia adalah pemuda asal Sukoharjo, Amp.

Kasubaghumas Polresta Solo, AKP Sis Raniwati, kepada wartawan menyampaikan berbagai upaya dilakukan penyidik untuk mengusut kasus yang juga mengakibatkan belasan aparat terluka itu.

Advertisement

Upaya itu seperti menganalisis rekaman video dan foto-foto kerusuhan yang diperoleh penyidik.

“Pengumpulan alat bukti masih berjalan. Penyidikan juga terus dikembangkan untuk menemukan kemungkinan adanya tersangka lain,” papar Sis.

Seperti diketahui, berdasar hasil autopsi dari dokter Laboratorium Forensik RS Bhayangkara, Semarang, Joko Riyanto tewas akibat luka dalam di paru-paru akibat benda tajam.

Advertisement

Benda tajam yang sampai menembus paru-paru itu menghujam dada kanan atas Joko sedalam 8 cm. Selain menewaskan satu orang, kerusuhan yang dinilai mencoreng persepakbolaan di Solo itu juga mengakibatkan enam suporter lainnya mengalami luka. Selain itu belasan aparat pengamanan juga mengalami hal serupa.

Tiga unit sepeda motor operasional polisi, dua unit truk polisi, satu unit bus, dan satu unit mobil juga tak luput dari amukan suporter. Diduga kerusuhan itu terjadi karena suporter merasa kecewa dengan wasit yang dianggap tidak adil dalam memimpin pertandingan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif