Soloraya
Minggu, 7 September 2014 - 21:39 WIB

2 PNS Klaten Mengidap HIV/Aids

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, KLATEN-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten mencatat jumlah pengidap HIV/AIDS di Klaten pada 2007 hingga Juni 2014 ada 223 orang. Dari jumlah itu, kalangan buruh mendominasi dengan jumlah 64 orang, dan ada pula pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak dua orang.

Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan kalangan buruh yang mendominasi jumlah pengidap HIV/AIDS terutama bagi mereka yang berada di perantauan. Sebab, pengaruh gaya hidup mereka yang sering berganti-ganti pasangan.

Advertisement

“Dari hasil pendataan kami pada 2007 hingga Juni 2014, ada 223 orang penderita HIV/AIDS di Klaten. Sebanyak 64 orang di antaranya bekerja sebagai buruh yang mayoritas merantau dan pulang ke kampung halaman saat sudah mengidap HIV/AIDS,” katanya saat ditemui wartawan di Sekretariat KPA Klaten, Jumat (5/9/2014).

Ia menambahkan dari data tersebut, menduduki urutan kedua yakni pegawai swasta sebanyak 44 orang, ibu rumah tangga 24 orang, karyawan ada 17 orang, dan anak bawah lima tahun (balita) ada 11 orang. Selain itu, juga ada dua orang warga Klaten yang berstatus PNS yang juga mengidap HIV/AIDS.

Menurut Amin, dari dua orang warga Klaten yang berstatus PNS itu, salah satunya merupakan PNS di Klaten yang laporannya sudah masuk beberapa tahun lalu.

Advertisement

Sedangkan seorang penderita lainnya yang merupakan warga Klaten tetapi bekerja menjadi PNS di kota lain, laporannya baru diterima KPA Klaten beberapa waktu lalu.

“Pada Juli lalu, kami menerima laporan kalau ada satu orang PNS yang terindikasi HIV. Gejala itu diketahui setelah dia sakit dan melakukan cek darah. Tapi, PNS tersebut tidak mau memeriksakan diri di Klaten. Jadi, kami hanya bisa mendata dan bekerja sama dengan KPA di daerah tempat PNS itu bekerja untuk memantau kondisinya,” tuturnya.

Terkait penyebabnya, ia belum mengetahui secara pasti karena KPA Klaten hanya mendapat informasi dari rekan PNS tersebut. Saat itu, rekannya ingin ada pendampingan dari KPA karena PNS itu hidup sendiri di kota tempat ia bekerja.

Advertisement

Sosialisasi VCT

Pegiat KPA Klaten lainnya, Fauzi Rivai, menyatakan belum semua penderita HIV/AIDS mau terbuka karena masih menganggapnya sebagai aib. Namun, ia tetap berupaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan mengadakan Voluntary Counseling Test (VCT) bagi seseorang yang menunjukkan gejala terjangkit HIV/AIDS.

“Jumlah penderita HIV/AIDS di Klaten mulai 2007 hingga Juni 2014 cenderung meningkat, karena setiap bulannya ada sekitar enam orang penderita. Maka, kami meningkatkan antisipasi dengan terus mengadakan sosialisasi  dan VCT. Hal itu sebagai upaya kami agar kasusnya bisa diketahui sejak dini sehingga segera ada pengobatan dan tidak menulari orang lain,” imbuh Fauzi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif