Soloraya
Rabu, 1 Februari 2012 - 11:16 WIB

HARI RAYA GALUNGAN: Umat Hindu di Ngargoyoso rayakan Galungan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PEMERCIKAN TIRTA SUCI--Pemercikan tirta suci oleh Pemangku Gimanto kepada umat Hindu dalam perayaan Hari Raya Galungan di Pura Jonggol Shanti Loka, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Rabu (1/2/2012) pagi. (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

KARANGANYAR–Suasana hening menyelimuti prosesi persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Jonggol Shanti Loka, Dusun Jlono, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (1/2/2012) pagi.

Advertisement

Sebelum persembahyangan dimulai, umat melantunkan kidung Dewa Yadnya mengiringi persembahan sesajen atau banten.  Persembahyangan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dipimpin oleh empat pemangku. Ratusan umat Hindu mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua mengikuti serangkaian persembahyangan hingga pemercikan tirta dengan khusuk.

Galungan adalah salah satu hari raya umat Hindu yang datang 210 hari sekali, jatuh pada hari Rabu Kliwon, Wuku Dungulan. Hari Raya Galungan merupakan perayaan kebenaran atas ketidakbenaran atau sering disebut kemenangan dharma melawan adharma.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Ngargoyoso, Suwarno menguraikan dharma (kebaikan) itu ada tiga yakni tattwa (keyakinan), susila (tingkah laku yang baik) dan upacara. Galungan adalah perwujudan dari ketiga hal tersebut.

Advertisement

“Semua lapisan di Kecamatan Ngargoyoso memang selalu merayakan Galungan dalam satu tempat, ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi umat Hindu dan mempertebal keyakinan pada Tuhan,” ujarnya.

Sementara itu, Widadi Nur Widyoko, tokoh umat Hindu dalam dharma wacananya mengatakan Galungan inilah puncak kemenangan umat Hindu melawan kebatilan. “Dharma atau kebaikan harus diutamakan, sebab yang namanya pahala tidak akan kemana. Ada hukum alam yang tidak bisa kita pungkiri. Apabila berbuat baik, pahalanya otomatis baik, dan sebaliknya,” kata lelaki yang menjabat sebagai Lurah Desa Kemuning ini.

Widyoko menegaskan, Indonesia bahkan bumi saat ini sedang mengalami situasi kacau. Jika manusia selalu mengutamakan perilaku tidak benar maka kehancuran tidak akan lama lagi. “Manusia harus merubah perilakunya, selalu mendekatkan diri dengan Tuhan,” pesannya.

Advertisement

JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif