News
Selasa, 21 Mei 2024 - 21:27 WIB

Business Matching, Penguatan Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Sektor Industri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berbagai inovasi dan potensi pendidikan vokasi di Jawa Tengah, ditampilkan dalam kegiatan Business Matching 2024, di Kawasan Sains dan Teknologi Solo Techno Park, Selasa (21/5/2024).(Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO – Berbagai inovasi dan potensi pendidikan vokasi di Jawa Tengah, ditampilkan dalam kegiatan Business Matching 2024, di Kawasan Sains dan Teknologi Solo Techno Park, Selasa (21/5/2024).

Kegiatan yang juga melibatkan unsur industri tersebut bertujuan menguatkan hubungan harmonis antara dunia industri dan pendidikan vokasi, mulai dari teknologi motor listrik, otomotif, kriya, agrikultur, dan sebagainya.

Advertisement

Potensi-potensi tersebut ditampilkan di sejumlah stan yang diisi oleh satuan pendidikan vokasi di Jawa Tengah.

Peserta pameran di antaranya ada dari institusi pendidikan vokasi seperti Politeknik Negeri Semarang, Politeknik ATMI Surakarta, Politeknik Maritim Negeri Indonesia, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan lain-lain. Ada juga dari BRIDA Provinsi Jawa Tengah, 22 SMK di Jawa Tengah, serta Kawasan Ekonomi Khusus Kendal.

Advertisement

Peserta pameran di antaranya ada dari institusi pendidikan vokasi seperti Politeknik Negeri Semarang, Politeknik ATMI Surakarta, Politeknik Maritim Negeri Indonesia, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan lain-lain. Ada juga dari BRIDA Provinsi Jawa Tengah, 22 SMK di Jawa Tengah, serta Kawasan Ekonomi Khusus Kendal.

Pada acara tersebut juga digelar diskusi panel dengan tema Menggali Potensi Daerah: Inovasi Kolaboratif antara Industri dan Pendidikan Vokasi dan Untuk Pertumbuhan Ekonomi Lokal.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Di Provinsi Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Advertisement

Selain itu kegiatan ditujukan untuk tersusunnya model ekosistem melalui rencana strategis riset dan inovasi, serta meningkatnya kuantitas dan kualitas riset terapan berbasis pada keunggulan dan potensi daerah. Serta meningkatnya kuantitas dan kualitas kemitraan, interaksi, peran dan komitmen, serta partisipasi pemerintah daerah, DUDI, dan pemangku kepentingan strategis terhadap implementasi kebijakan dan program prioritas pendidikan vokasi.

Plt Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Uuf Brajawidagda, mengatakan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan terbentuk ekosistem yang lebih baik yang bisa menjangkau tiap daerah. Dengan terjalinnya interaksi yang baik antara industri dan pendidikan vokasi, akan tercipta hubungan yang saling memahami satu sama lain.

“Ini adalah upaya untuk membangun hubungannya terlebih dulu. Harapannya jika hubungan sudah terjalin, nanti banyak interaksi antara pendidikan dan industri. Kami tidak ingin kemitraan itu dipaksakan namun biarkan lebih alami,” kata dia saat ditemui di sela acara, Selasa.

Advertisement

Disampaikan pula, melalui penampilan sejumlah inovasi pada acara tersebut juga ditujukan agar dunia industri lebih mengetahui mengenai potensi di dunia pendidikan vokasi.

Plt Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Wardani Sugitanto, mengatakan melalui kegiatan business matching, ke depan bisa memperkuat hubungan kemitraan, khususnya dalam rangka menyiapkan SDM yang unggul dan sesuai kebutuhan dunia industri.

“Harus disadari bersama, baik oleh pendidikan vokasi maupun industri, bahwa pendidikan vokasi itu adalah untuk memenuhi tenaga di industri. Maka industri juga harus sadar perlu berpartisipasi, perlu memberikan dukungan untuk membantu pendidikan vokasi, sebab hasilnya mereka juga akan mendapatkan tenaga kerja yang kompeten si bidangnya,” kata dia.

Advertisement

Dengan terbangunnya kolaborasi tersebut, pada ujungnya akan meningkatkan tingkat keterserapan tamatan dari sekolah vokasi.

“Tapi dengan keterserapan ini bukan hanya SMK yang untung, namun negara dan masyarakat juga diuntungkan, sebab pertumbuhan ekonomi akan naik, kesejahteraan juga naik. Jadi ini bukan hanya masalah pendidikan vokasi namun masalah kita bersama,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif