News
Minggu, 25 November 2012 - 10:49 WIB

Pertumbuhan Ekonomi DIY Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google/frontroll)

Ilustrasi (google/frontroll)

JOGJA–Pertumbuhan perekonomian DIY pada triwulan III 2012 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Salah satu pendongkraknya, pertumbuhan produksi pertanian.

Advertisement

Tercatat, pada periode kali ini pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya berada pada tingkat 4,22%. Sementara sektor pertanian, meningkat sebesar 5,91% dengan share sebesar 18 sampai 19%, dan berhasil memberikan andil mencapai 1,12%.

Peneliti Madya Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Provinsi DIY, Djoko Raharto, menuturkan, progres yang terjadi di sektor pertanian ini disebabkan cuaca yang kondusif dan luas lahan yang bertambah. Namun, lanjutnya, peningkatan nilai produksi bukan karena luas lahan.

“Misalnya di Gunungkidul biasanya hanya panen sekali, sekarang bisa panen dua kali,” ujarnya, akhir pekan kemarin.

Advertisement

Diakui, peningkatan sektor pertanian bisa mendongkrak sektor ekonomi yang lesu, seperti furniture. Akhir-akhir ini, lanjut dia, pelemahan ekonomi di Eropa cukup memukul pelaku di sektor kerajinan dan furniture sehingga nilai ekspor furniture pun menurun.

Di Bawah Angka Nasional

Terkait inflasi, angkanya diprediksi masih ada di bawah inflasi nasional. “Sampai Oktober 2012 lalu, inflasi masih bergerak pada level 3,62 persen,” sebutnya.

Advertisement

Ia memaparkan, sampai November 2012, inflasi  masih menyentuh angka 4 persen. Dan diperkirakan hingga akhir tahun. Akan tetapi, juga tidak dipungkiri pertumbuhan ekonomi DIY masih berada di bawah angka nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia per triwulan III 2012  berada pada angka 6,17%.

Kepala Divisi Perencanaan Strategidan Manajemen Kinerja Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Trisno Nugroho, mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh sektor konsumsi rumah tangga dan investasi.

“Angka ini menurutnya mengalami pelambatan karena menurunnya sektor ekspor dalam negeri,” tukasnya.

Ia menambahkan, penurunan nilai ekspor ini terjadi seiring berlanjutnya pelemahan ekonomi global.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif