KULONPROGO-PT Jogja Megasa Iron (JMI) selaku operator penambangan pasir besi menggelar penanaman tanaman pertanian di lahan reklamasi, Senin (29/10/2012) sore. Arena pilot project diharpkan bisa menjadi pusat pembelajaran bagi warga Kulonprogo.
Penanaman sekitar 10.441 bibit melon itu dilakukan di blok IA Pilot Project Karangwuni seluas satu hektare, dihadiri Wakil Presiden PT JMI, Chris O’Donnell dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagagangan dan ESDM Kulonprogo, Djunianto. Rencananya dalam 60 hari ke depan, ribuan tanaman melon itu sudah bisa dipanen.
Direktur Operasional PT JMI Staygraha Sumantri mengatakan penanaman bibit tanaman pertanian merupakan bentuk komitmen perusahaan tersebut terhadap pelestarian lingkungan pasca-penambangan. Hal itu sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan bersama oleh pemerintah.
“Yang lebih penting lagi, dalam proses reklamasi ini, kami melibatkan warga dalam hal ini pemilik lahan secara langsung,” kata dia. Harapannya, akan ada keterbukaan informasi sehingga terjaling komunikasi yang baik antara warga dan perusahaan.
Ia menjamin pasca-penambangan lahan milik warga akan dikembalikan dan kualitasnya tidak jauh berbeda. Penanaman tersebut menjadi bukti lahan bisa digunakan untuk keperluan pertanian seusai diambil konsentratnya.
Sementara itu, Kadis Perindag ESDM, Djunianto mengucapkan teirmak kasih atas komitmen PT JMI untuk turut melestarikan lingkungan. Ia mengharapkan perusahaan itu bisa membuka diri bagi warga masyarakat, termasuk para pelajar, yang ingin mempelajari tentang pertambangan.
“Selain itu saya juga meminta agar semua pihak saling membuka komunikasi yang baik agar berbagai proses penambangan bisa diawasi secara bersama-sama,” katanya.
Suharyo,47, satu dari enam orang pemilik lahan di blok tersebut mengaku dalam proses reklamasi pihaknya turut dilibatkan oleh PT JMI. Selama proses reklamasi, kebutuhan pupuk dan berbagai alat pertanian didukung oleh perusahaan itu.
“Soal kualitas air, menurut saya tidak berubah. Tetap anyep dan bisa digunakan untuk lahan pertanian,” tandasnya.