Jogja
Rabu, 24 Oktober 2012 - 14:54 WIB

Proyek Jalan Wates-Kulur Dikeluhkan Pengguna Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proyek peningkatan kualitas jalan Wates- Kulur dikeluhakn pengguna jalan. Material yang tidak terurus cukup membahayakan keselamatan pengendara sepeda motor. (MG Noviarizal Fernandez/JIBI/Harian Jogja)

Proyek peningkatan kualitas jalan Wates- Kulur dikeluhakn pengguna jalan. Material yang tidak terurus cukup membahayakan keselamatan pengendara sepeda motor. (MG Noviarizal Fernandez/JIBI/Harian Jogja)

TEMON—Proyek peningkatan kualitas jalan penghubung Wates- Kulur terbengkalai. Akibatnya, arus lalu lintas warga terganggu.

Advertisement

Pantauan Harian Jogja, Rabu (24/10/2012) siang, proyek jalan itu berada di Dusun Ngulakan, Hargorejo, Kokap. Pada titik awal di sebelah timur, ada sekitar 20 meter jalan yang dicor menggunakan semen tapi dibiarkanb terbengkalai sehingga mengganggu arus lalu lintas.

Tiap kendaraan yang melintas di titik tersebut terpaksa harus mengantre karena hanya setengah badan jalan yang bisa dilaui kendaraan bermotor. Hal serupa juga ditemui di dekat SDN Hargorejo.

Tidak hanya itu, di beberapa titik juga ditemukan tumpukan pasir yang berserakan di badan jalan sehingga bisa membahayakan pengemudi sepeda motor. Herannya, tidak seperti proyek pada umumnya, tidak terdapat papan informasi yang memberikan keterangan seputar proyek itu.

Advertisement

Yanti Suparjo,29, warga Hargorejo, Kokap mengatakan ia terpaksa harus berhati-hati saat melintas di ruas jalan tersebut karena bisa membahayakan keselamatan. “Saya heran kok diperbaiki tapi belum selesai malah ditinggalkan seperti ini. Kan berbahaya. Sebagian lagi cuma diaspal dengan batu krikil sama aspal,” kata Yanti.

Hal senada juga dikatakan Paijan,55, warga Hargorejo, Kokap. Menurut dia proyek peningkatan kualitas jalan itu sebenarnya cukup bagus untuk melancarkan arus transportasi, tapi jika tidak segera diselesaikan justru warga yang akan dirugikan.

“Saya tidak tahu kenapa sudah beberapa lama ini berhenti jadi terkesan terbengkalai. Terpaksa kalau mau melintas harus antre. Selain itu juga banyak pasir yang berserakan bisa berbahaya,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif