Menurut pengelola wanawisata, Joko Sarono, kondisi tersebut sudah lama terjadi dan hingga kini belum ada perbaikan. “Kalau kondisi ini dibiarkan terus terjadi, bisa mempengaruhi jumlah kedatangan pengunjung untuk rekreasi ke lokasi wanawisata,” ungkap Joko, Senin (21/6).
Ia beberapa kali menyayangkan tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat. Padahal, lokasi itu sangat berpotensi untuk menjadi lokasi wisata hutan bagi sejumlah wisatawan. Ia sendiri baru ditugaskan selama kurang lebih satu setengah bulan di sana.
“Saya sering kewalahan kalau mengelola sendiri karena yang jaga di sini hanya saya. Jadi semua saya yang kerjakan. Kalau bisa pengelolanya ditambah,” ujarnya.
Tidak adanya fasilitas air juga menjadikan wanawisata Gunung Bromo sepi pengunjung. Sebetulnya, di lokasi itu ada tanah lapang yang sangat cocok untuk lokasi pramuka. Namun lantaran tidak adanya sumber air, maka yang memanfaatkan pun hanya sedikit.
Salah satu pengunjung wisata, Riyanti, menyayangkan sejumlah fasilitas yang rusak itu. “Toiletnya rusak dan tidak ada air. Jadi kalau mau kencing harus ke toilet yang dekat dengan gerbang masuk,” ujarnya.
m87