“Kalau BI tidak melakukan intervensi, nilai tukar rupiah bisa mencapai 8.500 per dollarnya di akhir tahun,” jelas Pengamat Perbankan David Sumual, Sabtu (16/10).
Ia mengatakan, penguatan itu terjadi karena masih derasnya modal asing (inflow) yang masuk ke Indonesia. Bunga yang cukup besar menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor asing.
“Kalau dibanding negara lain, Indonesia cenderung menarik karena menawarkan suku bunga yang tinggi,” jelasnya.
Meski demikian, David mengingatkan pembalikan arus modal secara tiba-tiba bisa saja terjadi. Perlu juga dipikirkan langkah antisipasi agar tidak berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
“Kalau ada sesuatu misalnya semakin membaiknya perekonomian di Amerika, rupiah bisa saja berbalik arah menjadi melemah. Itu juga perlu dipikirkan langkah antisipasinya,” tegas David.
inilah/rif