“Menargetkan warga sipil tak bersalah saat bulan suci muslim, Ramadan di waktu yang sudah sulit karena negara itu tengah bekerja keras untuk pulih dari banjir mengerikan yang disebabkan hujan deras, membuat aksi ini bahkan lebih tercela,” ujar juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (4/9).
Selain menewaskan setidaknya 54 warga Syiah, sekitar 160 orang lainnya juga dilaporkan terluka dalam insiden berdarah itu.
Kelompok militan Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri itu. Kelompok tersebut bahkan mengancam akan melancarkan serangan-serangan di AS dan Eropa secepatnya.
Beberapa jam setelah pengeboman di Quetta, Taliban mengklaim bahwa pengeboman itu merupakan pembalasan atas pembunuhan ulama-ulama radikal Sunni oleh warga Syiah.
“Kami bangga dalam mengambil tanggung jawab atas serangan Quetta,” cetus Qari Hussain Mehsud, seorang tokoh senior Taliban Pakistan.
Ini merupakan serangan kedua dalam pekan ini di Pakistan. Sebelumnya Taliban Pakistan juga mengklaim bertanggung jawab atas aksi pengeboman di Kota Lahore pada Rabu, 1 September lalu. Sedikitnya 33 orang warga Syiah tewas dalam peristiwa itu.
dtc/rif