Solopos.com, SOLO — CEO Facebook, Mark Zuckerberg bisa dibilang sebagai penguasa media sosial saat ini. Bagaimana tidak? Perusahaan yang ia miliki, Facebook, merupakan perusahaan yang menguasai pengembangan tiga media sosial sekaligus, yakni Facebook, Instagram, dan Whatsapp.
Atas dominasi itu, rekan kuliah Mark Zuckerberg yang juga salah satu pendiri Facebook, Chris Hughes, melontarkan beragam kritik dan meminta perusahaan itu dipecah karena terlampau dominan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Hughes menyebut kekuasaan Zuck di bisnis media sosial terlalu besar, belum lagi ada skandal privasi sampai marak hoaks yang mempengaruhi pemilu. Ia menyarankan Facebook, Instagram, dan WhatsApp dipisah menjadi perusahaan yang berdiri sendiri-sendiri.
“Pengaruh Mark luar biasa, jauh dibandingkan siapapun di sektor swasta ataupun pemerintahan. Dia mengendalikan tiga platform komunikasi inti, Facebook, Instagram, dan WhatsApp, yang digunakan miliaran orang tiap hari,” ungkap Hughes seperti dikutip New York Times, Jumat (12/5/2019) lalu.
Namun demikian, Zuckerberg dengan keras menolak jika harus memisahkan ketiga media sosial itu ke perusahaan yang berdiri sendiri. “Reaksi pertamaku adalah apa yang dia [Hughes] sarankan untuk kami lakukan tidak akan membantu dalam hal apa pun,” sebut Zuck saat di Prancis dalam rangka bertemu dengan presiden Emanuel Macron, Jumat (10/5/2019).
Zuckerberg menegaskan keamanan perusahaannya dalam menjaga data pengguna tak perlu dikhawatirkan. “Anggaran keamanan kami tahun ini lebih besar dari seluruh pendapatan perusahaan ketika kami mulai berjualan saham pada awal dekade ini. Hal itu karena kami bisa membangun bisnis sukses melalui hal itu,” tambah Zuck.
Pada medio April lalu, Mark Zuckerberg memang diterpa kabar miring terkait keamanan data pengguna media sosial yang dikembangkan perusahaannya. Ia dikabarkan membagi-bagikan akses data sensitif pengguna Facebook kepada teman-temannya para pengembang aplikasi.
Hal itu terungkap dalam laporan dokumen yang bocor ke sejumlah media. NBC News, Computer Weeklu, dan koran Jerman Suddeutsche Zeitung mendapatkan sekitar 4.000 halaman berisi pembagian data tersebut.