SOLOPOS.COM - Kondisi pintu masuk objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran di Paseban, Bayat, Klaten, Kamis (9/7/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Masih banyak pengunjung Makam Sunan Pandanaran Bayat, Klaten, yang salah kaprah. Mereka berkunjung di objek wisata religi itu untuk mencari pesugihan.

Pengelola Makam Sunan Pandanaran pun berusaha keras agar pemikiran pengunjung yang seperti itu diubah. Seharusnya, peziarah datang untuk berdoa dan mendoakan Sunan Pandanaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pengunjung objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran Bayat mencapai 5.000-an orang setiap bulan. Jumlah tersebut tercatat sebelum pandemi Covid-19.

Ini Daftar Warung di Solo & Sekitarnya yang Jual Sego Berkat Wonogiri, Ada Bocoran Harganya

Ekspedisi Mudik 2024

Pengunjung objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran Bayat berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Selain dari Pulau Jawa, mereka juga datang dari Sumatra dan Madura.

“Sampai sekarang, masih ada juga yang datang ke sini ingin mencari pesugihan. Biasanya, kami langsung mengarahkan [agar tidak bersikap seperti itu]. Para juru kunci juga sudah kami beritahu agar meluruskan niat para pengunjung [berdoa dan mendoakan Sunan Pandanaran]. Dengan demikian, semuanya sama-sama dapat pahala [pengunjung atau pun juru kunci],” kata Kepala Desa (Kades) Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Eko Tri Raharjo, Kamis (9/7/2020).

Mahasiswa Program Dokter UNS di RS Moewardi Solo Terpapar Covid-19? Ini Pernyataan RS UNS

Keberadaan Makam Membawa Manfaat Ekonomi

Sebagai orang yang dituakan di Desa Paseban, Eko Tri mengakui karomah dari Sunan Pandanaran masih dirasakan warga di desa setempat. Banyaknya pengunjung yang datang memberikan dampak positif bagi warga.

Dari tukang ojek hingga pelaku usaha di kawasan objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran terbantu secara ekonomi.

“Biasanya, yang datang ke sini itu kembali lagi di waktu mendatang. Apalagi, yang doanya terkabul. Saat di sini kali kedua itu, para pengunjung menggelar syukuran dan bersedekah,” kata dia.

Lagi Nongkrong di Kafe, 2 Pengedar Pil Koplo di Grobogan Ditangkap

Objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran juga sering didatangi para pejabat dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Boyolali.

“[Pejabat] Beberapa daerah itu, setiap tahun rutin datang ke sini [sekali dalam setahun]. Waktunya, biasanya masih menjadi satu rangkaian hari jadi di masing-masing daerah tersebut. Keberadaan Sunan Pandanaran sangat melekat dengan daerah-daerah yang saya sebutkan tadi,” ujar dia.

Sebagaimana diketahui, Sunan Pandanaran juga dikenal sebagai Sunan Tembayat. Sunan Pandanaran merupakan tokoh penyebar agama Islam. Sunan Pandanaran diketahui pernah hijrah dari Semarang menuju ke Bayat, Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya