SOLOPOS.COM - Hunian di Mars/Abiboo studio Sonet

Solopos.com, JAKARTA --  Sejumlah orang berlomba menuju ke Mars dan CEO SpaceX, Elon Musk, bahkan sudah terpikir untuk tinggal di Planet Merah tersebut. Kalau membayangkan seperti apa hunian pertama manusia di Mars, bisa jadi seperti yang dirancang oleh perusahaan yang satu ini.

Adalah studio arsitektur bernama Abiboo bekerja sama dengan tim ahli astrobiologi SONet, merancang konsep habitat manusia di Mars. Pendiri Abiboo, Alfredo Muñoz, mengatakan tim studionya harus melakukan banyak analisis berdasarkan komputasi dan bekerja dengan para ilmuwan untuk mencoba memahami keadaan apa yang akan manusia hadapi di Mars.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sumber in-situ dari Mars dapat digunakan untuk membangun konstruksi kota yang disebut Nüwa. Keberadaan air adalah salah satu kelebihan Mars. Sumber air membantu mendapatkan material yang baik untuk konstruksi. Pada dasarnya, dengan air dan Co2, kita bisa menghasilkan karbon. Dan dengan karbon, kita bisa menghasilkan baja," urai Muñoz seperti dikutip dari situs Metro.co.uk dan ditulis Detikinet, Jumat (26/3/2021).

Baca Juga : Ingenuity, Helikopter Milik NASA Mulai Penerbangan Penjelajahan Di Mars

Para arsitek Abiboo telah membuat desain berdasarkan penelitian ilmiah terbaru yang diselenggarakan oleh The Mars Society. Menurut Muñoz, pembelajaran yang mereka peroleh dengan mengembangkan kota yang sepenuhnya berkelanjutan di Mars, memberikan begitu banyak pengetahuan, ide, dan wawasan, tentang hal-hal yang dapat dilakukan secara berbeda dengan di Bumi.

Hunian di Mars/Abiboo studio Sonet
Hunian di Mars/Abiboo studio Sonet

Menurut analisis Abiboo, pembangunan kota Mars bisa dimulai pada 2054, dan selesai pada 2100, ketika manusia pertama bisa tinggal di sana. Dinamika orbital antara dua planet berarti bahwa Mars dan Bumi berbaris dengan baik setiap 26 bulan, yang merupakan target untuk semua jenis misi luar angkasa di sana. Jika demikian, waktu tempuh antara keduanya paling sedikit enam bulan.

"Kami pikir itu bisa dilakukan dari aspek teknis. Apa yang membutuhkan waktu lebih banyak tentang memastikan bahwa ada cukup kemauan dan asosiasi dalam komunitas internasional, harus berasal dari sektor swasta, sektor publik, lokasi berbeda, budaya berbeda, untuk memastikan bahwa ada keragaman yang terlibat," papar Muñoz.

Baca Juga : Bahasa Indian Navajo Dipakai Untuk Nama Cluster Batu Di Planet Mars

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya